Bisnis.com, Jakarta – PT Bumi Resources Tbk, perusahaan pertambangan batu bara milik perusahaan patungan Salim Group dan Bakri Group. (BUMI) memperkirakan rencana produksi batu bara perseroan masih memenuhi pedoman tahun ini sebesar 78 juta ton hingga 82 juta ton.
BUMI saat ini sedang mengajukan Revisi Rencana Aksi dan Anggaran (RKAB) untuk menambah kuota produksi di PT Kaltim Prima Coal (KPC), meski terdapat penyesuaian pada produksi PT Arutmin Indonesia (Arutmin).
“Harusnya tidak jauh dari rencana sampai akhir tahun, hanya saja Arutmin agak tertinggal produksinya, tapi kita lihat masih ada waktu 3 bulan ya,” kata Direktur Bumi Resources Rio Supin saat berkunjung ke Jakarta. pada hari Senin (14.10.2024).
Rio mengatakan perseroan masih menunggu keputusan Otoritas Mineral dan Batubara atas usulan penambahan kuota penambangan batu bara dari konsesi PT Caltim Prima Coal (KPC).
“Di Kaltim, kami ingin usulkan perubahan RKAB. Saya coba lihat apakah ada tambahan kuota produksi,” ujarnya.
Emiten Salim & Bakri Group menargetkan peningkatan produksi batu bara dari 78 juta ton menjadi 82 juta ton hingga akhir tahun ini.
Dilihat dari laporan keuangannya, laba bersih BUMI tercatat sebesar USD 84,91 juta atau sekitar Rp 1,38 triliun (kurs Rp 16.294 per USD). Laba tersebut meningkat 3,76% dibandingkan semester I 2023 sekitar USD 81,82 juta atau Rp 1,33 triliun.
Namun pendapatan perseroan mengalami penurunan sebesar 32,76% menjadi USD 595,84 juta atau sekitar Rp 9,70 triliun pada 6 bulan pertama tahun 2024, dari USD 886,27 juta atau sekitar Rp 14,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Seiring dengan penurunan pendapatan, biaya tetap BUMI juga turun 30,3% menjadi $542,1 juta pada tahun 2023 dari $777,61 juta.
Hingga pertengahan tahun ini, BUMI melaporkan cadangan batu bara sekitar 2,4 miliar ton hingga pertengahan tahun ini. Pada saat yang sama, perkiraan potensi sumber daya sebesar 6,81 miliar ton.
Angka tersebut berasal dari anak usaha BUMI, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin), serta asetnya di Pendopo.
Sementara itu, KPC mencatat cadangan batu bara sebesar 721 juta ton, sedangkan Arutmin mencatat 327 juta ton. Sementara aset BUMI di Pendopo memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar ton.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel