Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Rakabuming Raka pimpinan Prabowo Subianto-Gibra dinilai perlu melakukan perubahan kebijakan fiskal untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut diungkapkan ekonom terkemuka Indonesia Hendri Saparini usai seminar nasional “ Urgensi industrialisasi untuk mencapai pertumbuhan 8%” yang diselenggarakan pada Rabu (16/10/2024) di Jakarta.
“Saya pikir pendekatan kebijakan fiskal harus diubah,” kata Hendri.
Menurutnya, Indonesia selama ini belum menggunakan alat kebijakan pendapatan dan belanja yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya, menurutnya, paket sembako sebaiknya dibagikan dan diisi dengan produk lokal. Menurutnya, hal ini akan mempercepat roda perekonomian Indonesia.
“Dananya banyak sekali, dana pendukung tidak perlu untuk mendukung UMKM, tidak perlu, UMKM hanya perlu punya pasar, lalu dilatih, baru diambil pilihan untuk menjadi wirausaha,” ujarnya.
Begitu pula dengan sistem penerimaan sembako. Menurut dia, tindakan pemerintah mempertahankan APBN sangat merugikan sektor riil. “Jadi kita belum menerapkan kebijakan perpajakan, seperti pajak yang dibayar negara, tapi tidak tepat sasaran, didukung pemerintah, tapi tidak menggerakkan perekonomian,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah harus mendorong industri, termasuk manufaktur. Sebab, jelas Hendri, industri manufaktur merupakan mesin industri lainnya.
Hendri menjelaskan, industri yang mampu tumbuh secara berkualitas adalah industri manufaktur. Namun deindustrialisasi prematur telah terjadi di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman negara-negara industri, pangsa sektor industri terhadap PDB berkisar antara 30 hingga 40% pada periode bonus demografi. Sementara itu, di Indonesia, sektor ini menyumbang sekitar 32% terhadap PDB pada tahun 2002, dan angka tersebut terus menurun hingga saat ini hanya menyumbang sekitar 18% terhadap PDB.
Akibatnya, sulitnya menciptakan lapangan kerja, menambah nilai, pendapatan per kapita, dan membuat industri bergantung pada bahan baku dan produk penolong impor. Jumlah pengangguran muda juga meningkat dan kesenjangan pendapatan semakin lebar.
Seperti diketahui, Presiden baru Prabowo Subianto berencana menambah jumlah wakil menteri keuangan dari sebelumnya dua menjadi tiga. Setelah keponakannya Thomas Djiwandono bertambah dua orang pada pertengahan Juli lalu, Anggito Abimanyu kini menjabat Wakil Menteri Keuangan.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani pasti akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibrani dengan posisi yang sama.
Periksa Google Berita dan Saluran WA untuk berita dan artikel lainnya