Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan peristiwa El Nino berdampak pada berkurangnya luas panen pada tahun 2024. Dampaknya, produksi beras Indonesia diperkirakan akan menurun pada tahun ini.
Plt. Direktur BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan perkiraan penurunan produksi padi ini bertepatan dengan perkiraan penurunan luas areal (panen) padi dan gabah kering (GKG).
Dengan demikian, produksi beras untuk konsumsi manusia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 30,34 juta ton atau turun 0,76 juta ton dibandingkan tahun lalu, kata Amalia dalam Siaran Pers Resmi BPS Statistik Impor-Ekspor September Perkembangan. . 2024, Selasa (15/10/2024).
Secara rinci, dia menyebutkan penurunan produksi beras terjadi pada Januari hingga April, yakni dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar 1,91 juta ton.
Namun BPS menginformasikan pada periode Mei-Agustus dan September-Desember produksi beras meningkat hingga mencapai 0,16 juta ton satu juta ton.
Saat ini Pulau Jawa menjadi penyumbang utama produksi beras nasional dengan angka 54,21%. Disusul Sumatera dengan 21,97% dan Sulawesi dengan 13,10%.
Dengan kata lain, sekitar 89,28% produksi beras nasional pada tahun 2024 diproduksi di wilayah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, jelasnya.
Wilayah Osikapa dan GKG dikurangi
Berdasarkan data BPS, luas areal tanam padi diperkirakan mencapai 10,05 juta hektar pada tahun 2024 sebagai perkiraan sementara. Jumlah penduduk ini berkurang 0,17 hektar dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan berkurangnya luas panen pada tahun 2024 disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada bulan Januari-April atau di bawah 1.
“Mengapa luas panen berkurang? “Karena pada semester II/2023 ini efek dari fenomena El Nino yang menyebabkan musim tanam tertunda,” jelas Amalia.
Sedangkan luas panen padi diperkirakan bertambah 0,10 hektar dan 0,38 hektar pada bulan Mei-Agustus atau 2 September dan pada bulan Desember yaitu 3 Desember.
Dalam jangka panjang, mayoritas luas panen padi nasional pada tahun 2024 adalah 5,04 hektar atau 50,12% dari luas wilayah Pulau Jawa. Wilayah Sumatera berada di urutan berikutnya dengan luas 2,27 hektar atau sekitar 22,56% dari luas panen padi.
Lanjut Amalia, tergantung luas panen, diperkirakan produksi padi pada tahun 2024 mencapai 52,66 juta ton gabah kering (GKG) atau turun sebesar 1,32 juta ton GKG.
BPS menginformasikan penurunan produksi GKG juga terjadi pada periode Januari-April dan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,33 juta GKG.
Sebaliknya terjadi peningkatan sebesar 0,27 ton GKG pada bulan Mei-Agustus dan September-Desember serta sebesar 1,74 juta ton GKG pada bulan September-Desember.
Oleh karena itu, berdasarkan gambaran geografis luas panen, wilayah Jawa diperkirakan menjadi penyumbang utama produksi padi nasional pada tahun 2024, yakni sebesar 28,55 juta GKG. Sumatera di urutan kedua dengan 11,59 juta ton GKG dan Sulawesi dengan 6,92 juta ton GKG.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel