Bisnis.com, JAKARTA – SBM ITB menggelar Konferensi Human Resource Management (HCM) untuk mendukung model manajemen yang lebih baik di perusahaan.
Diskusi ini membahas tentang pentingnya kepemimpinan dalam perusahaan untuk mewujudkan nilai manajemen ambidextrous. Manajemen ambidextrous merupakan suatu konsep dimana suatu perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam mengelola dan menyeimbangkan penggunaan dan evaluasi sumber daya sejalan dengan strategi perusahaan.
Penerapan manajemen ambidextrous di perusahaan dapat dilihat dari persiapan dan keberhasilan perusahaan, serta budaya suportif dari karyawan perusahaan.
Jaka Purwanto Konsultan Pengembangan Resource Center di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengatakan, “implementasinya” di perusahaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep kaizen, dimana konsep ini menggunakan sistem evaluasi yang berkesinambungan dan inovasi harian hingga kembali membuahkan hasil yang baik.
Jadi kalau ada masalah, kita fokus untuk mencapai tujuan itu. Ketika tujuan tercapai, tidak berhenti sampai disitu, harapannya naik, dan ketika sudah tercapai, harapannya ditetapkan lagi, kata Jaka, Kamis ( 3/10/2024). ).
Pada saat yang sama, Tina, Direktur SDM PT. Pupuk Indonesia juga berbagi informasi mengenai organisasi ambidextrous yang dapat memberikan mekanisme dukungan bagi perempuan. Ia mengatakan, masih ada keseimbangan antara pemimpin laki-laki dan perempuan di perusahaan.
Tina berpendapat bahwa perempuan selalu lebih lemah dibandingkan laki-laki dan tidak memiliki otonomi. Faktanya, menurut penelitian, inklusi perempuan dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan sosial secara bersamaan.
Tina mengatakan, inisiatif seperti memulai program Women Leadership Development dapat mendorong semangat kerja dan kepemimpinan perempuan sejak dini di perusahaan. Beberapa program tersebut antara lain Girls Take Over dan Srikandi BUMN dan pergi ke perkemahan.
Tina mengingatkan, budaya dukungan perusahaan tidak hanya ditujukan kepada perempuan, namun juga kepada laki-laki. Pada topik ini, Ibu Tina memaparkan kasusnya “Kebijakan di tempat kerja” yang dapat melindungi laki-laki dan perempuan di tempat kerja.
Dengan cara ini, perusahaan dapat mendorong terciptanya lingkungan kerja yang aman dan saling menghormati. (Jesslyn Samantha Rumiris Lumbantobing)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel