Bisnis.com, Jakarta – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) membuat teknologi bisnis harus dipersonalisasi.
Platform pemasaran WebEngage mengatakan cara bisnis di Asia Pasifik berkomunikasi dengan pelanggannya memerlukan perubahan besar. Selain itu, penggunaan AI generatif kini sudah meluas.
Menurut International Data Corporation (IDC), investasi AI di kawasan Asia-Pasifik akan mencapai US$ 110 miliar selama empat tahun ke depan.
Inilah alasan utama mengapa WebEngage berkembang di pasar Asia-Pasifik, dan Indonesia adalah salah satunya. Melalui sistem yang terintegrasi, pemasar dapat memasarkan produknya secara lebih individual dan efektif.
Hetarth Patel, Wakil Presiden Pasar Pertumbuhan (MEA, Amerika, Asia Pasifik) di WebEngage, menyoroti Indonesia dan Asia Pasifik sebagai pasar utama perusahaan, karena pertumbuhan solusi terkait pelanggan akibat pertumbuhan ekonomi digital.
“Dalam pasar yang kompetitif saat ini, para pelaku bisnis sadar akan pentingnya terhubung dengan pelanggan,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (18 Oktober 2024).
Ia menambahkan, perusahaan akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik yang menyasar segmen pasar (B2C) melalui pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan.
Perusahaan ini telah membangun ekosistem yang kuat sebagai integrator sistem internasional, perusahaan pendukung, dan agen pemasaran digital di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Ia percaya bahwa tren saat ini menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam penerapan kecerdasan bisnis kreatif, yang membatasi kemampuan mereka untuk menciptakan produk dan eksperimen individual.
Dengan menggabungkan teknologi AI, bisnis dapat meningkatkan efisiensi dan mencapai tingkat efisiensi baru, katanya. Mitra WebEngage dari berbagai industri telah melaporkan pertumbuhan pendapatan dan laba hingga 40%.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel