Bisnis.com, Jakarta – Lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s Global Ratings (S&P) kembali menegaskan peringkat kredit PT Cikarang Listrindo Tbk di BB+. (Kekuatan). 

S&P juga mengubah prospek dari stabil menjadi positif untuk mendekatkan peringkat ke peringkat layak investasi.

Berdasarkan laporan S&P, prospek perusahaan terutama dinilai dari profil keuangan yang kuat didukung oleh arus kas operasional yang positif dan kebutuhan belanja modal yang moderat. 

“Profitabilitas perseroan terus membaik dalam beberapa tahun terakhir dan perseroan memiliki sumber likuiditas yang cukup,” tulis manajemen dalam siaran persnya, Senin (10/10/2024). 

Dalam laporannya, S&P meyakini kinerja keuangan perusahaan yang kuat dengan arus kas yang stabil akan memungkinkan perusahaan untuk membiayai kembali surat utang seniornya pada tahun 2026. 

Manajemen POWR menilai peringkat yang diberikan S&P adalah positif. Peringkat baru ini mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang kuat. 

“Semoga valuasi ini dapat menghasilkan minat positif bagi investor jika kedepannya perseroan melakukan refinancing,” ujarnya. 

Diberitakan sebelumnya, POWR menargetkan dana hingga $500 juta dari penerbitan surat utang internasional untuk kebutuhan refinancing. 

Manajemen Cikarang Listrindo menyatakan pihaknya menargetkan valuasi lebih dari 50% ekuitas perseroan yang tercatat sebesar $704,12 juta pada tahun 2023. Rencananya POWR Global Debt Securities akan membayar tingkat bunga tetap maksimal 7,00% per tahun. .  

“Perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi sebagian atau seluruh utang tahun 2026, termasuk bunga dan biaya lainnya,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (10/10/2024).  

Lebih rincinya, surat utang tahun 2026 tersebut diterbitkan oleh Listrindo Capital B.V., anak usaha POWR. Pada tanggal 14 September 2016. Surat utang diterbitkan sebesar USD 550 juta dengan tingkat bunga 4,95% yang dibayarkan dua kali setahun. 

Rencana POWR untuk menerbitkan surat utang global dilaksanakan untuk meningkatkan likuiditas dan mendukung kebutuhan keuangan perseroan secara umum. 

Selain menjaga likuiditas, POWR berharap penerbitan surat utang dapat memperpanjang jatuh tempo utang perseroan dengan skema pelunasan yang terjamin di akhir pinjaman atau pembayaran tagihan.  

Berdasarkan perhitungan manajemen, setelah penerbitan surat utang diperkirakan turun menjadi 3,9 kali dan 4,2 kali, quick rasio dari 8,3 menjadi 7,9 kali, dan rasio lancar dari 9,6 menjadi 9,3 kali. 

Pada saat yang sama, rasio ini mungkin bergantung pada jumlah yang digunakan untuk pembayaran utang dan biaya investasi di masa depan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *