Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa anak-anak yang menatap ponsel dalam waktu lama bisa mengalami depresi dan keterbelakangan mental.
Laporan dari Neurosains, Senin (14/10/2024), penelitian dilakukan terhadap dua kelompok anak, masing-masing berusia 9 dan 10 tahun. Setelah dua tahun melakukan observasi, para ilmuwan menemukan bahwa aktivitas seperti video chat, SMS, dan game berkaitan erat dengan depresi.
Kontak mata tampaknya menggantikan aktivitas bermanfaat seperti olahraga dan kontak pribadi. Hal ini dapat memperburuk gejala kesehatan mental.
Hal ini menyebabkan gangguan mental karena anak-anak dengan screen time yang tinggi ikut serta dalam aktivitas orang di luar rumah, dan mereka mengetahui bahwa anak-anak tersebut lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan menggunakan ponselnya. Lebih banyak melihat ponsel dikaitkan dengan gejala depresi, kecemasan, kurang perhatian, dan agresi yang lebih parah.
Lamanya menatap layar sangat terkait dengan gejala depresi, dan kurang berhubungan dengan gejala perilaku, somatik, dan perilaku/fisik, kata para peneliti. Aktivitas yang paling erat kaitannya dengan masalah stres adalah video chatting, pesan teks, menonton video, dan bermain video game.
“Penggunaan layar dapat mengubah waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik, tidur, interaksi pribadi, dan perilaku lain untuk mengurangi stres dan kecemasan,” kata Jason Nagata, asisten profesor kedokteran remaja dan remaja di UCSF Benioff Children’s. RSUD.
Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan terkait kesehatan mental anak dan remaja semakin meningkat. Oleh karena itu, anak-anak dan remaja sering menggunakan ponselnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa generasi muda 50% lebih mungkin mengalami kecelakaan serius saat ini dan 30% lebih besar kemungkinannya dibandingkan 20 tahun yang lalu. Pasalnya, rata-rata screen time harian untuk alasan non-akademik adalah 5,5 jam untuk pra-remaja dan 8,5 jam untuk remaja.
Menurut pakar kesehatan mental, peran orang tua sangat penting karena interaksi antara anak dan orang tua dapat mengurangi penggunaan screen time oleh anak.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel