Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil asal China, PT BYD Motor Indonesia membeberkan kabar terkini terkait rencana perusahaan memproduksi baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Manajer Pemasaran dan Komunikasi PT BYD Motor Indonesia Luther T. Panjaitan mengatakan hingga saat ini produk mobil listrik BYD masih menggunakan baterai LFP (Lithium Ferrophosphate).

Meski demikian, dia tidak menutup kemungkinan BYD memproduksi baterai EV berbahan dasar nikel. Selain itu, Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran juga berkomitmen melanjutkan kebijakan mineral, termasuk nikel.

Artinya, dengan adanya program penghapusan bertahap nikel, produsen yang akan memproduksi baterai berbasis nikel di RI akan mendapatkan bahan baku dengan harga lebih murah sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien.

“Dalam hal bahan baku, BYD merupakan salah satu perusahaan baterai terbesar di dunia dan telah berkecimpung dalam bisnis ini sejak lama. Kami memiliki pilihan skema teknologi lengkap yang memungkinkan kami mengambil bahan mentah apa pun,” kata Lutero, seperti dikutip Bisnis. Kamis (17/10/2024).

Namun, dia mengatakan BYD perlu melakukan analisis lebih dalam terhadap kebutuhan pasar agar dapat berfungsi dengan baik. Sayangnya, BYD belum bisa membeberkan perkembangan pengembangan baterai EV di Indonesia.

“Kami belum bisa mengungkapkan tahapan apa yang telah kami capai, tapi yang jelas ada peluang dan itu adalah agenda yang kami tuju di Indonesia,” pungkas Lutero. 

Perlu diketahui, BYD telah membangun pabrik di Subang Smartpolitan, Jawa Barat, dan menargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026.

Fasilitas produksi BYD mampu memproduksi 150.000 kendaraan listrik per tahun. Di sisi lain, Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang dikelola oleh PT Suryabuat Swadaya (SCS) PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Pembangunan pabrik BYD disebut-sebut akan memungkinkan industri lokal mengubah negara tersebut menjadi pemasok kendaraan listrik global. Investasi BYD di Indonesia dibidik lebih dari 1 miliar dolar atau sekitar 15,5 triliun (Rp 15.500 per dolar AS).

Sebagai informasi, saat ini terdapat empat model mobil BYD yang tersedia di Indonesia. Di antaranya BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 di segmen SUV, lalu BYD Dolphin hatchback) dan sedan BYD Seal.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gakindo), penjualan grosir BYD pada September tercatat sebanyak 2.075 unit atau year-on-month (MtM) turun 29,4% dari Agustus 2024 sebanyak 2.940 unit.

Sedangkan penjualan retail atau konsumen ke konsumen BYD sebanyak 1.788 unit atau turun 25,2% dari Agustus 2024 sebanyak 2.389 unit. Namun penjualan BYD cukup kuat dengan capaian 8.536 unit dalam kurun waktu 4 bulan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *