Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok Kerja Khusus Kegiatan Usaha Migas (SCC Migas) terus meningkatkan tren investasi eksplorasi migas mulai tahun 2021. Menurut catatan SKK Migas, investasi eksplorasi mencapai 600 juta dolar. , setara Rp 9,42 triliun (termasuk nilai tukar 15.700 terhadap dolar AS). Angka tersebut kemudian meningkat 50% hingga mencapai $900 juta atau setara Rp 14,13 triliun pada tahun 2023. Investasi eksplorasi SKK Migas optimistis 100% menjadi USD 1,8 miliar atau sekitar Rp 28,26 triliun pada tahun 2024. SKK Migas dalam keterangan resminya, Rabu (16/10/2024): “Dalam 2 tahun terakhir, Indonesia banyak melakukan penemuan migas, termasuk dua penemuan besar yaitu Geng Utara dan Layaran-1 pada tahun 2023.” Oleh karena itu, SKK Migas juga optimis dengan potensi penemuan migas di masa depan, menurut Cinta Damayanti, pakar Komisi Pemantau Kementerian ESDM, keberhasilan eksplorasi saat ini merupakan hasil kerja keras yang dilakukan. 6. tahun yang lalu. Secara khusus, ini dimulai dengan G&G Days pada tahun 2018 dan kemudian dilanjutkan dari tahun 2019 hingga 2021 dengan pembaruan mengenai aktivitas kuno, kualitas data, pemodelan daerah aliran sungai, dan area yang menjanjikan. Sinta menambahkan, pada tahun 2022 akan diluncurkan portofolio eksplorasi baru dan kampanye pengeboran eksplorasi baru, dan pada tahun 2023 akan ditemukan ikan besar dan penemuan besar. Penemuan dengan penemuan lebih dari 100 MMBOE seperti Timpan, Manpatu, Hidaya dan lain-lain, Giant Discovery menemukan lebih dari 500 MMBOE seperti Geng Utara dan Layaran-1. Menurut Cinta, target pengeboran utama hingga tahun 2024 adalah Tangkulo-1, Astrea-1, Neb Base-3, Layaran-2, West Beluga-1, GQY-1, Ambar-4, Tedong-1 dan NK-1.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA