Bisnis.com, JAKARTA – Kemenangan pertama Timnas Indonesia pada laga ketiga babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain hilang akibat pertandingan kontroversial melawan Bahrain. . Kapten pertandingan tersebut adalah Ahmed Abu Bakr Said Al-Kaaf.
Tendangan bebas Mohamed Marhoon membuat Indonesia unggul 2-1 lewat gol Ragnar Oratmangoen (45+3′) dan Rafael Struick (73′) di Stadion Nasional Bahrain di Rifah, Kamis. Tendangan (15′).
Skor 2-1 untuk kemenangan Indonesia nyaris bisa dijangkau. Namun kemenangan itu buyar karena Bahrain berhasil menyamakan kedudukan di menit akhir pertandingan (90+9′) lewat gol kedua Marhoon.
Keputusan kontroversial Al-Kaf merusak gawang Marhoon. Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong berang dan mengecam Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) atas keputusan wasit asal Oman yang dinilainya “bias” dalam konferensi pers pascalaga.
Shin mengatakan, jika AFC ingin sepak bola Asia berkembang, maka kualitas wasitnya juga harus ditingkatkan.
Akibat kejadian tersebut, PSSI akan melayangkan surat protes kepada FIFA terkait kepemimpinan wasit Al-Kaf yang menjadi wasit pertandingan tersebut.
Berikut tiga keputusan kontroversial wasit yang memimpin pertandingan Bahrain vs Indonesia: Kontroversi perpanjangan waktu babak kedua
Wasit keempat Qasim Al-Hatmi asal Oman mencatatkan babak kedua sebagai tambahan waktu enam menit dan kegagalan Al-Kaf menyelesaikan tepat waktu merusak kemenangan Indonesia.
Perpanjangan waktu ini memang terbilang kontroversial karena tidak ada penghentian di babak kedua kecuali selebrasi gol kedua Indonesia yang dicetak Rafael Strike pada menit ke-73.
Namun perpanjangan waktu yang diberikan sebenarnya serupa dengan yang terjadi pada babak pertama. Wasit memberikan tujuh menit perpanjangan waktu pada babak pertama.
Perpanjangan waktu dianggap dibenarkan karena pertandingan sempat terhenti beberapa kali antara sundulan Malik Rizaldi dan Waleed Al-Hayam hingga selebrasi gol pertama Bahrain.
Al-Kaf menambahkan lebih dari tiga menit perpanjangan waktu tanpa alasan karena tidak ada hal penting yang terjadi dalam perpanjangan waktu tersebut.
Alhasil, Bahrain mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-90+9 lewat gol kedua Mohammed Marhoon dari situasi sepak pojok.
Gol tersebut disambut dengan emosi gembira dari seluruh pemain, ofisial, dan pendukung tuan rumah. Di sisi lain, gol Marhoon memanaskan pertandingan. Para pemain dan ofisial tim Indonesia protes ke Al-Kaf karena tidak senang dengan keputusan mereka memberikan perpanjangan waktu tanpa alasan yang jelas.
Pemain cadangan Shayne Pattynama harus ditenangkan oleh staf pelatih dan manajer timnas Indonesia Sumardji diberi kartu merah oleh wasit Oman.
Memang, setidaknya pertandingan seharusnya sudah usai pada menit ke-90+7 ketika Jay Idzes memblok tembakan Eliano Reijnders hasil tendangan pemain Bahrain itu.
Selepas momen itu, wasit pun bisa meniup peluit panjang ketika serangan balik cepat yang dimotori Witan Suleiman gagal.
Meski demikian, hakim berusia 41 tahun itu tetap teguh pada pendiriannya. Usai menjadi starter bagi pemain Indonesia, ia baru meniup peluit panjang setelah Bahrain menyamakan kedudukan pada menit 90+11. Indonesia mudah terluka
Dalam lebih dari 100 menit memimpin pertandingan antara Bahrain dan Indonesia, wasit Al-Kaaf juga dengan mudah memberikan keputusan sepihak yang merugikan Indonesia.
Pada laga melawan Indonesia ini, Al-Kaf meniup peluitnya sebanyak 27 kali. Memang kontak fisik pemain Garuda dengan pemain Bahrain sangat minim dan tidak berisik. Sebaliknya, Bahrain dilaporkan hanya melakukan pelanggaran terhadap pemain Indonesia sebanyak 10 kali.
Pada menit ke-60, Al Kaaf pun mengambil keputusan yang agak aneh. Ia tak salah memberikan penalti kepada Indonesia saat penyerang Raphael Amin Benadi dilanggar di penalti Bahrain.
Al Kaaf tidak menganggap itu pelanggaran dan menjatuhkan bola setelah tendangan Strike mengenai dirinya.
Saat itu, Thom Hay yang hendak melakukan tendangan penalti terkejut. Kedua tangannya terangkat, lalu memegangi kepalanya, menunjukkan sikap tidak percaya bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukan.
Total, Al-Kaf mengeluarkan tiga kartu kuning malam itu, satu untuk Bahrain dan dua untuk Indonesia. Tiga kartu kuning tersebut menambah rekor karirnya dalam 115 pertandingan, total 346 kartu kuning, seperti dikutip Transfermark, Jumat.
Selain itu, kartu merah yang dikeluarkannya kepada manajer timnas Indonesia Sumardji merupakan kartu merah kesebelas yang dikeluarkan sepanjang kariernya. Wasit VAR
Selain kepemimpinan wasit kepala Al-Kaf, Video Assistant Referee (VAR) wasit Kuwait, Abdullah Al-Kandari, dan Ali Jarak juga patut mendapat perhatian.
Wasit VAR telah meninjau dan mencatat setidaknya ada dua kejadian yang berpotensi merugikan Indonesia dari segi penalti. Di babak pertama, Mees Hilgers mengancam akan melukai pemain Bahrain di area penalti.
Kemudian, di babak kedua, hal serupa menimpa Calvin Verdonk yang menjadi korban insiden VAR saat menjatuhkan pemain Bahrain itu melalui sebuah tekel pada momen tersebut.
Selain itu, saat masing-masing tim mencetak gol, wasit VAR tidak melakukan hal serupa.
Saat Ragnar Oratmangoen mencetak gol pertama Indonesia, wasit VAR meninjau proses gol yang dianggap offside selama hampir tiga menit.
Namun, gol tersebut tetap dihadiahkan karena penyerang FC Dender itu tidak berada di depan bek terakhir Bahrain.
Sedangkan gol terakhir Bahrain dicetak Marhoon pada menit ke-90+9 dan wasit VAR sama sekali tidak meninjau proses gol tersebut dan berpotensi ditangkap pemain.
Apalagi, jika bukan karena kemenangan 2-1 di Indonesia, tim Garuda sudah berada di peringkat kedua klasemen Grup C dengan lima poin, tertinggal tiga game dari pemuncak klasemen Jepang.
Sedangkan Bahrain akan menempati posisi kelima dengan 3 bonus poin dan hasil dari satu kemenangan dan dua kekalahan berturut-turut.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel