Bisnis.com, Jakarta – Aliran valuta asing diperkirakan masih kuat di pasar saham Indonesia sepekan jelang pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun, kesulitan ditemui.
Mata uang asing banyak keluar dari pasar saham Indonesia dalam beberapa minggu terakhir. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai jual asing tercatat sebesar Rp 4,56 juta selama pekan perdagangan Bursa Efek Indonesia atau sejak 7 Oktober 2024 hingga 11 Oktober 2024.
Dua pekan sebelumnya, investor asing juga membukukan penjualan Rp3,36 juta pada periode 23 September 2024 hingga 27 September, dan Rp4,87 juta pada periode 30 September 2024 hingga 4 Oktober 2024.
Pada awal perdagangan pekan ini, Senin (14/10/2024), pasar saham Indonesia masih mengalami impor sebesar Rp 295,92 miliar. Namun sepanjang tahun yang berakhir (year-to-date/YtD), pasar saham mencatatkan pembelian asing sebesar Rp 43,01 miliar.
Sukarno Alatas, kepala riset saham Kiwoom Securitas Indonesia, mengatakan peluang investasi kecil minggu ini atau sebelum pemerintahan baru. Pasalnya, indeks harga saham (IHSG) turun tajam dari level tertingginya dan berada di teritori positif.
Pada Selasa, 15/10/2024, Sukarno mengatakan kepada Bisnis: “Angka sebenarnya yang diberikan China juga tidak jelas. Situasi ini memungkinkan asing untuk sementara masuk ke pasar domestik.”
Menurut dia, saham-saham yang bisa menambah pendapatan antara lain sektor infrastruktur dan properti. Selain itu, kelas narasumber mendapat rangsangan emosional yang positif.
Namun menurutnya ada permasalahan yang harus dihadapi. Bank sentral Tiongkok, People’s Bank of China (PBoC), mungkin mengumumkan bahwa penerbitan tambahan akan memicu pergerakan atau aksi jual di pasar saham Indonesia.
Sebelumnya, Vice President Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan, kebijakan stimulus jumbo Tiongkok memang meningkatkan ekspektasi pelaku pasar terhadap perekonomian Tiongkok, termasuk investor asing, sehingga arus investasi yang masuk ke pasar Tiongkok sudah mulai bergerak maju.
Selain itu, koreksi sejak awal tahun membuat pasar saham di China menjadi sangat murah sehingga para pelaku pasar dan investor tertarik untuk berinvestasi.
Namun menurutnya, pasar saham Indonesia akan tetap menarik investasi asing. Sebab, fundamental pasar saham Indonesia masih kuat. Beberapa tren positif seperti pelantikan Presiden Republik Indonesia, pemilihan kabinet, pemilihan kepala daerah dan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dan BI akan mengindikasikan bahwa pasar Indonesia sudah sangat siap dan stabil.
Badan Jasa Keuangan (OJK) juga memperkirakan arus masuk asing ke pasar saham Indonesia akan terus meningkat pada akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Pasar Modal Sumber Modal dan Karbon OJK mengatakan: “Tren aliran masuk asing ke Indonesia dimulai pada Juni 2024 dan mulai mencatat jumlah pembelian YTD sejak bulan tersebut. Kami perkirakan aliran masuk ke negara-negara tersebut akan terus meningkat” . Simak Beli Inarno Djajadi dalam balasannya yang ditulis Rabu (2/10/2024).
Optimisme OJK terhadap potensi masuknya valuta asing ke pasar saham Indonesia tidak terlepas dari sentimen positif seperti berlanjutnya penurunan suku bunga The Fed pada triwulan IV 2024 dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Simak berita dan artikel lainnya di situs web Google dan saluran WA