Ini Penjelasan Saham Migas Tetap Kuat Saat Harga Minyak Goyah

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis menilai positif kinerja saham produsen migas hingga akhir tahun ini.

Namun, kinerja produsen minyak dan gas diperkirakan akan lebih moderat pada tahun depan seiring dengan perkiraan baru mengenai penurunan harga minyak mentah pada periode tersebut.

Kinerja saham-saham emiten migas diperkirakan masih positif hingga akhir tahun 2024, namun akan sedikit menurun pada tahun 2025 karena potensi anjloknya harga minyak dunia, kata Analis Panin Securitas Rizal, Noor Rafali, saat dihubungi, Selasa. (22/10/2024).

Rafley mengatakan, pergerakan harga minyak belakangan ini sangat dipengaruhi oleh lemahnya permintaan dari China menyusul koreksi ekonomi di negara tersebut.

Menurut Rapley, kekhawatiran ini akhir-akhir ini berkontribusi pada tekanan terhadap harga minyak mentah di pasar dunia seiring dengan adanya komitmen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)+ untuk memperpanjang pengurangan produksi mereka.

Di sisi lain, kunjungan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke Timur Tengah baru-baru ini turut membantu menenangkan aliran minyak mentah yang meningkat pada pertengahan tahun.

“Untuk harga minyak, OPEC telah menurunkan proyeksi permintaan global sehingga mempengaruhi stabilitas harga hingga akhir tahun 2024 dan 2025, dengan rata-rata harga minyak Brent diperkirakan mencapai US$81 per barel pada tahun 2025,” kata Rafley.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun 0,3%, atau 26 sen, atau 0,3%, menjadi US$74,03 per barel, dikutip Reuters.

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 2 sen menjadi US$70,54 per barel.

Sebelumnya, baik harga Brent maupun WTI ditutup menguat hampir 2% pada perdagangan Senin (21/11/2024), memulihkan sebagian kerugian minggu lalu yang lebih dari 7%, meski pasar masih gelisah atas spekulasi pembalasan Israel terhadap Iran dapat mengakibatkan gangguan pasokan. .

Sementara itu, kata Rapley, harga gas diperkirakan masih berada dalam tekanan dengan penurunan tahunan sebesar 3,1% pada semester I/2025. Padahal, menurutnya, terdapat potensi pemulihan kebutuhan gas di wilayah tertentu akibat Badai Milton di Amerika Serikat.

Panin Sekuritas merekomendasikan pembelian PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dengan target harga Rp 1.700 per saham, dengan EV/EBITDA 4,3x di FY2025.

Peringkat MEDC tetap menarik karena didukung oleh berbagai proyek strategis yang sedang berjalan, antara lain pengembangan migas di blok Natuna, potensi proyek EBT, dan kinerja proyek logam tembaga, ujarnya.

Untuk tiga dolar, salah satu pendiri D’Origin Financial & Advisory Cynthia Nadeak memperkirakan sebagian besar produsen minyak dan gas akan terus mengalami apresiasi harga saham dalam kisaran 10% hingga 20% dari situasi harga saat ini pada akhir tahun. tahun.

“Dengan adanya perbaikan musiman akibat musim dingin, diharapkan produsen migas akan mengalami perbaikan kinerja stoknya,” kata Cynthia saat dihubungi.

Selain MEDC, D’Origin Financial & Advisory juga merekomendasikan PGAS, RAJA dan ENRG sebagai saham pilihan atau top picks dari sektor migas.

Cynthia berpendapat keempat produsen migas tersebut masih memiliki valuasi yang menarik dengan pertumbuhan yang kuat.

“Secara keseluruhan, prospek sektor migas menjelang akhir tahun dan tahun depan terlihat positif, didorong oleh meningkatnya permintaan dan dukungan faktor global,” ujarnya.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *