Bisnis.com, JAKARTA – Penerapan Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut (SKKL) Integrasi Palapa Ring kemungkinan akan tertunda. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang akan dilaksanakan pada tahun 2027 mengungkapkan sejumlah faktor yang mempengaruhi peta jalan pengembangan integrasi Palapa Ring.

Palapa Ring Integrasi merupakan jaringan backbone yang mengintegrasikan jaringan pasangan palapa bagian barat, tengah, dan timur. 

Infrastruktur ini terbagi menjadi dua bagian, kabel bawah laut sepanjang 11.182 km dan kabel darat sepanjang 2.924 km, menjangkau 24 provinsi dan 78 kota/kabupaten. 

Mohamad Rudi Salahuddin, Deputi Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan Koordinasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Kementerian Perekonomian, mengatakan faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya dan perizinan mempengaruhi waktu operasional integrasi Palaparing.

Durasi pembangunan SKKL integrasi Palapa Ring sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain izin pemasangan kabel bawah laut, kondisi geografis, kompleksitas teknis, dan ketersediaan sumber daya, kata Mohamed kepada Bisnis, Rabu (9/10/2024).

Selain faktor-faktor di atas, ketersediaan anggaran, kondisi geografis, perizinan, dan dinamika kerja sama dengan pihak terkait juga dinilai mempengaruhi proses pembangunan proyek ini.

Hingga tahun 2023, total panjang SKKL yang dioperasikan oleh 14 penyelenggara jaringan tetap tertutup mencapai 118.258 km, dimana 58.119 km diantaranya berada di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Dari aspek finansial, pelaksanaan proyek integrasi palaparing dapat melibatkan beberapa sumber. Pertama, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (BPRS). “Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk proyek ini,” kata Mohamed.

Kedua, Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS). Model KPPS seperti build-operate-transfer (BOT) atau build-operate (BOO) sering digunakan untuk melibatkan sektor swasta dalam pembiayaan dan pengelolaan proyek.

Ketiga, pinjaman dari lembaga keuangan internasional. Lembaga seperti Bank Dunia atau Bank Pembangunan Asia disebut bisa memberikan pinjaman untuk proyek infrastruktur strategis seperti konsolidasi Jalan Palapa Ring.

Keempat, skema pendanaan. Mohammed menjelaskan, skema pendanaan yang tepat dipilih dengan mempertimbangkan kelayakan ekonomi, risiko proyek, dan tujuan pembangunan nasional.

“Cost sharing atau kemitraan pemerintah dan swasta (KPS) merupakan opsi yang sering dipertimbangkan untuk proyek infrastruktur besar,” jelasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *