Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani di kabinet baru Presiden terpilih Prabowo Subianto berpotensi memberikan sentimen positif bagi Indeks Saham Gabungan (IHSG).
Presiden terpilih Prabowo Subianto diketahui mengundang sejumlah pejabat ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada 14 dan 15 Oktober 2024.
Total, Prabowo meminta 49 tokoh menjadi calon menteri dan 59 calon wakil menteri. Mulai dari politisi, pakar, akademisi hingga pejabat kementerian dan kepolisian yang masih aktif di pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Salah satunya adalah Sri Mulyani. Menteri Keuangan kembali mencari calon perdana menteri baru setelah menanggapi seruan Presiden terpilih Prabowo di Kertanegara awal pekan ini.
“Beliau [Prabovo Subianto] meminta saya menjadi Menteri Keuangan lagi,” kata Sri Mulyani usai pertemuan di Kertanegara.
Pasar kemudian merespons positif agenda tersebut. Pada 14 Oktober, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup 0,52% pada 7.559,65. IHSG kemudian kembali membukukan kenaikan 0,89% menjadi 7.626,95 keesokan harinya.
Lisa Kamelia Suryanata, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Indonesia, menilai masuknya Sri Mulyani di kabinet Prabowo berpotensi menjadi pendorong IHSG karena sosoknya dinilai mampu memulihkan kepercayaan investor.
“Kami berharap angka ini dapat mengembalikan kepercayaan investor asing dalam mengelola APBN dan mencegah kenaikan rasio utang terhadap PDB lebih dari 50% akibat pembiayaan program pemerintah,” ujarnya dalam keterangan bisnis, Rabu. 16/10/2024). )
Di sisi lain, Lisa menilai pemerintahan baru juga harus mencari sumber pendanaan yang inovatif agar tidak semakin membebani defisit fiskal. Sementara itu, pertumbuhan sektor riil dan daya beli masyarakat harus terus didorong oleh pemerintah.
Menurut dia, salah satu cara pemerintah baru untuk menarik investasi asing langsung (FDI) adalah dengan mempromosikan energi terbarukan atau energi hijau.
“Mungkin di bidang ESG [environmental, social and governance], energi terbarukan atau green energy akan menjadi kunci untuk membuat investasi langsung dan tidak langsung kembali menarik di Indonesia,” ujarnya.
IHSG mendapat tekanan kuat dari arus keluar modal dalam beberapa pekan terakhir ketika Tiongkok meluncurkan paket stimulus terbesarnya sejak pandemi Covid-19, termasuk pinjaman sebesar $340 miliar untuk mendukung pasar saham.
Langkah pemerintah Tiongkok ini mendongkrak bursa saham Hang Seng dan Hong Kong Composite (SSEC) sebesar 20% hingga 30%. Kenaikan tersebut diperkirakan karena kedua penilaian tersebut dinilai lebih murah dibandingkan IHSG.
“Setelah motivasinya hilang karena sejumlah faktor yang masih belum jelas, asing kembali mengundurkan diri dan beralih ke pasar AS. “DJIA dan S&P 500 hari demi hari masih bisa mencetak rekor baru dan pasar Indonesia kembali dilupakan,” kata Lisa.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel