Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan siap jika skema penyaluran subsidi BBM diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pihaknya siap karena sudah menyiapkan infrastrukturnya, seperti MyPertamina.
Dijelaskannya, registrasi QR code untuk pembelian Pertalit dan Solar bersubsidi selalu dilakukan melalui aplikasi MyPertamina. Oleh karena itu, Pertamina memiliki data masyarakat yang menggunakan hak subsidi.
“Nah, ke depan kalau ada kebijakan seperti itu [penyaluran subsidi ke BLT], kita tinggal menggunakan data yang sudah ada di MyPertamina agar nanti penyaluran subsidinya lebih tepat sasaran,” jelas Fadjar kepada wartawan. . di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (22 Oktober 2024).
Fadjar menambahkan, saat ini pendataan pelanggan tenaga surya di MyPertamini sudah mencapai 100%. Sementara itu, pendaftaran kode QR untuk pelanggan Pertalite masih berlangsung.
Menurutnya, jika pendataan pelanggan Pertalite mencapai 100%, maka mitranya akan lebih bersedia menyalurkan BBM bersubsidi ke BLT berdasarkan data yang dimiliki Pertamina.
“Konsumsi terbesar masih di Pertalite. Nanti kalau QR Code sudah bisa diimplementasikan 100% untuk Pertalite, datanya sudah ada, artinya tinggal diimplementasikan saja,” kata Fadjar.
Presiden Prabowo Subianto berencana mengurangi subsidi energi dan mengubah skema penyaluran BLT.
Kepala Penasihat Ekonomi Prabow, Burhanuddin Abdullah mengatakan, pemerintahan baru mampu menghemat anggaran hingga Rp 200 triliun melalui penyaluran subsidi energi yang tepat sasaran.
“Kami ingin memperbaiki datanya, sehingga subsidi diberikan dalam bentuk bantuan keuangan langsung kepada keluarga yang membutuhkan. “Kami akan melakukan itu,” kata Burhanuddin seperti dikutip Reuters, Jumat (27/09/2024) lalu.
Ia mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah menganggarkan belanja hingga Rp3,621 triliun. Namun sebagian besar utang dan kewajiban lainnya akan terbayar
Oleh karena itu, kata Burhanuddin, diperlukan penghematan anggaran untuk mendanai program-program pemerintah baru.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel