Sosok Meutya Hafid yang jadi Menteri Komunikasi dan Digital, Pernah Disandera di Irak

Bisnis.com, Jakarta – Meutya Hafid resmi bergabung dalam kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subanto. Ia dilantik oleh Menteri Komunikasi dan Digital pada Minggu (20/10/2024).

Awalnya, Meutya setuju dirinya menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Meski belum ada persiapan, Meutya mengaku akan mengikuti instruksi Bupati.

Saya belum siap. Jadi, akhirnya semua orang menunggunya, kita tidak tahu. “Kami masih menunggu instruksi dari presiden,” kata Meutya, Minggu (20/10/2024).

Sebelum menduduki jabatan saat ini, Meutya pertama kali dikenal sebagai reporter sebuah agensi swasta di Indonesia yang ditangkap oleh Mujahidin Irak.

Tepatnya pada tahun 2005, Meutya dan Budianto, fotografer yang mendampinginya mengalami kecelakaan. Kejadian itu pernah diungkapkan Meutya dalam bukunya Seratus Enam Puluh Delapan Jam Penahanan. 

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden keenam Negara Indonesia, dan banyak tokoh terkenal lainnya juga menyumbangkan artikelnya pada bagian pendahuluan buku ini.

Karya penulisnya mengantarkan Meutya mendapat beberapa penghargaan. Dia menerima Penghargaan Penulis Elizabeth O’Neill dari Pemerintah Australia pada tahun 2007 dan Penghargaan Veteran Australia pada tahun 2008. Bagian Jurnalistik dan Media.

Wanita kelahiran Bandung pada 3 Mei 1978 ini mulai terjun ke dunia politik. Partai Aksi Golangan (Golkar) mengumumkannya sebagai calon Wakil Wali Kota Binjai periode 2010-2015 bersama Dhani Setiawan Isma.

Dan pada Agustus 2010, Meutya diangkat menjadi anggota sementara DPR RI dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu.

Ia juga pernah menjadi Ketua Komisi I DPR RI 2019-2024 dari daerah pemilihan Sumatera Utara I. Bahkan, Meutya terpilih kembali menjadi anggota DPR RI 2024-2029 dengan perolehan 147.004 suara di distrik yang sama.

Dari segi pendidikan, Meutya diketahui pernah bersekolah di SMA di Singapura, tepatnya Crescent Girls School, dan lulus pada tahun 1997. Kemudian, ia berangkat ke Australia untuk belajar di Universitas New South Wales (UNSW) pada tahun yang sama, dan mendapatkan penghasilan Gelar Sarjana pada tahun 2001. Empat belas tahun kemudian, Meutya melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2018.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *