Bisnis.com, Jakarta – Anak usaha PT Petrosea Tbk. (PTRO), PT Petrosea Infrastruktur Nusantara (PIN) yang baru dibentuk sedang melakukan uji tuntas terhadap induk perusahaannya untuk mengakuisisi sejumlah aset infrastruktur tambang potensial berdasarkan perjanjian ekspansi dan layanan pengeboran.
Direktur PTRO Kartika Hendrawan mengatakan rencana pembangunan infrastruktur pertambangan baru sedang dilakukan dan perseroan baru-baru ini mengambil proyek ekspansi dan diversifikasi untuk grup pertambangan Grup Barito yang dikelola oleh Konsorsium Prajogo Pangestos.
“Kami banyak melakukan due diligence terhadap aset-aset yang kemungkinan akan kami akuisisi, khususnya aset organik yang akan dibangun perseroan di masa depan,” kata Hendrawan, Rabu.
Melalui rencana pembelian ini, Hendrawan berharap dapat memperkuat posisi Petrocea sebagai kontraktor pertambangan. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh nilai tambah dari kepemilikan langsung atas beberapa aset infrastruktur pertambangan di masa depan.
Pendirian anak perusahaan baru dituangkan dalam formulir pemberitahuan pendirian perseroan terbatas. Pada tanggal 30 September 2024, telah dijatuhkan putusan nomor 83 di hadapan Notaris Unke Mrawanti, dan telah diperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan keputusan nomor 83. AHU-0079017 AH.01.01 Tahun 2024 sampai dengan tanggal 8 Oktober 2024.
Sedangkan 99,90% pemegang saham utama anak usaha baru ini dikuasai oleh PTRO. Sisanya 0,10% dipegang oleh PT Rekakarsa Karya Nusantara.
“Pada dasarnya, dalam hal infrastruktur ini, kami menantikan positioning Petrosea yang lebih utuh, tidak hanya sebagai kontraktor EPC, tetapi juga sebagai pemilik aset infrastruktur tersebut,” kata Hendrawan.
Sebelumnya, PTRO telah mengalokasikan Rp6 triliun atau sekitar USD400 juta untuk investasi peralatan pertambangan baru.
Dalam keterangan resmi awal bulan ini, manajemen PTRO mengumumkan telah mendapatkan investasi peralatan pertambangan tahap pertama dari PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Trakind Uttama, PT India Tractor Uttama, PT India Tractor Uttama dan PT Eka Dharma Jaya Sakti.
PTRO telah melaksanakan operasi logging perdana pada beberapa proyek jasa pertambangan baru di Kalimantan Tengah. Operasi penambangan awal telah dilakukan pada proyek-proyek ini dan operasi penambangan telah dimulai.
Sementara itu, penerbit yang terkait dengan Prajogo Pangestu, laba bersih semester I 2024 turun 88% menjadi USD 1,32 juta.
Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni, laba bersih PTRO turun menjadi USD 318,02 juta atau setara dengan pendapatan sebesar Rp 4,92 triliun (Rp 15.497 pada kurs tukar). Hal ini menghasilkan pertumbuhan year-on-year (YoY) sebesar 16,06%.
Pendapatan kontraktor pertambangan meningkat 96,43% year-on-year menjadi USD 141,24 juta, didorong oleh divisi konstruksi dan engineering. Di saat yang sama, pendapatan segmen pertambangan turun 27,15% secara tahunan menjadi USD 130,57 juta.
Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban operasional langsung PTRO juga meningkat sebesar 19,33% year-on-year menjadi USD 277,35 juta. Alhasil, laba kotor perseroan mencapai USD 40,67 juta pada kuartal I 2024, turun 2,25% year-on-year.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA.