Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto akan mendorong Pertamina Cs membeli kapal produksi galangan kapal dalam negeri. Upaya ini dilakukan untuk mendorong industri dalam negeri.

Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Hashim Johadikusumo mengatakan, Pertamina mempunyai program pembaharuan armada sebanyak 300 kapal. Pasalnya, banyak kapal yang sudah tua dan harus diganti karena sudah beroperasi 20-30 tahun.

Pak Prabowo bilang ingin tindakan afirmatif, maka Pertamina akan didorong untuk membeli kapal dari dalam negeri, kata Hashim di Tower Industri dan Indonesia, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Nantinya seluruh galangan kapal di Indonesia sudah bisa menerima pesanan. Setidaknya ada 80 kapal yang harus dibeli Pertamina dengan ukuran di bawah 17.500 ton. “Semua itu bisa dibangun di Indonesia,” jelasnya.

Meski demikian, Hashim juga mengakui bahwa kapal buatan Indonesia seringkali memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan kapal buatan Korea dan China. Ia juga berharap Kadin berperan aktif dalam menekan biaya produksi.

Selanjutnya pemerintah akan memesan minimal 80 kapal, belum termasuk PELNI, ini hanya Pertamina, ujarnya.

Selain itu, Hashim juga mengatakan, 15 kapal berbobot 50.000 ton bisa dibangun di Indonesia. Ditegaskannya, hal tersebut merupakan tekad Prabowo Subianto untuk memperkuat industri dalam negeri.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat hingga 8%. Sebelumnya, para akademisi menyarankan agar pemerintahan di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa menandingi pertumbuhan ekonomi dari China hingga Vietnam yang mencapai 8%.

Direktur Kajian Analisis dan Kebijakan Perdagangan Internasional (ITAPS) FEM IPB Sahara University mengatakan, Tiongkok dan Vietnam memiliki pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-9%. Lagipula, ia juga mengatakan kedua negara ini bisa menjadi acuan Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

Vietnam misalnya, memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi di kisaran 6-7%. Sementara Tiongkok juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang masih berada di angka 8%.

“Kami menggunakan Tiongkok sebagai tolok ukur untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.” “[Pertumbuhan ekonomi] Tiongkok sebesar 9% adalah hal biasa dan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% relatif lebih stabil pada tahun-tahun sebelumnya,” kata Sahara dalam acara Gambir Trade Talk bertajuk “Peluang dan Tantangan Peningkatan Kompleksitas Ekspor Pertanian Indonesia”. di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *