Bisnis.com, JAKARTA – Distributor kontraktor pertambangan milik Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk. (PTRO) saat ini sedang berupaya untuk mengganti sejumlah kontrak pertambangan yang berakhir antara tahun 2025 hingga 2028.

Sementara itu, beberapa kontrak penambangan yang tertunda diperoleh dari mantan pengendali PTRO PT Caraka Reksa Optima sebelum perusahaan tersebut memiliki sepenuhnya sebagian besar Prajogo Pangest melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) pada tanggal 16 Februari 2024 dan 7 Juni 2024 dalam tahap akuisisi. 

CEO PTRO Iman Darus Hikhman mengatakan saat keterbukaan informasi publik secara online, Rabu (23/10/2024): “Saat ini kontrak minimum yang dibuat oleh Petrosea berlaku hingga tahun 2028, untuk beberapa kontrak lainnya kami melakukan perubahan untuk memperpanjang kontrak dari perpanjangan hingga 2028. 2028.”

Terdapat beberapa kontrak pertambangan pada tahun 2025–2028, antara lain dengan Kideco Jaya Agung (2028), Kartika Sela Bumi (2027), Central Cipta Murdaya (2025), Indo Bara Pratama (2027), Kedap Sayaaq (2028) dan Sumberdaya (2026). ).

Sementara itu, pada tahun ini PTRO menandatangani dua kontrak baru, antara lain dengan PT Global Bara Mandiri dan PT Pasir Bara Prima.

“Tentu saja fokus Petrindo tidak hanya pada grup Petrindo yang volumenya masih 30%, tapi 70% volume kami masih kontrak non grup,” kata Iman.

Di sisi lain, kata dia, perseroan baru-baru ini menaikkan target produksi kargo sebesar 85% pada tahun depan menjadi 200 juta meter kubik (BCM). Pada akhir tahun 2024, target tingkat produksi lapisan penutup adalah 112 juta BCM.

“Kami akan mencapai ini melalui serangkaian kontrak baru dan lama yang kami perpanjang,” katanya. 

Sebelumnya, PTRO telah mengalokasikan Rp 6 triliun atau USD 400 juta untuk investasi peralatan pertambangan baru pada tahun 2024-2025.

Dalam keterangan resminya awal bulan ini, manajemen PTRO menyebutkan investasi peralatan pertambangan tahap pertama diterima dari PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Trakindo Utama, PT Indotruck Utama, PT Indo Traktor Utama dan PT Eka Dharma Jaya Sakti.

PTRO telah melakukan operasi pengeboran perdana di beberapa proyek pertambangan baru yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Untuk proyek-proyek ini, aktivitas penambangan dimulai dengan operasi penambangan pertama.

Sementara itu, penerbit terafiliasi Prajogo, Pangestu, mengalami penurunan laba bersih pada paruh pertama tahun 2024 sebesar 88% menjadi $1,32 juta.

Berdasarkan laporan keuangan akhir Juni, laba bersih PTRO mengalami penurunan pendapatan senilai USD 318,02 juta atau sekitar Rp 4,92 triliun (kurs: Rp 15.497). Pencapaian tersebut meningkat sebesar 16,06% year-on-year (y/y).

Pendapatan distributor kontraktor pertambangan ini ditopang oleh divisi konstruksi dan teknik yang mencapai $141,24 juta, naik 96,43% YoY. Sementara itu, pendapatan divisi pertambangan turun 27,15% year-on-year menjadi $130,57 juta dolar.

Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban operasional langsung PTRO juga meningkat sebesar 19,33% menjadi $277,35 juta. Hasilnya, pendapatan kotor perusahaan pada paruh pertama tahun 2024 berjumlah $40,67 juta, atau turun 2,25% dibandingkan tahun lalu.

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk meminta pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya bergantung pada pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *