Bisnis.com, TANGERANG – Duta Besar Kamboja untuk Indonesia Santo Dermosumartho mengaku Kamboja tidak berpengaruh terhadap penghentian layanan Portal Akses Internet (Network Access Point/NAP) yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kmencomfo).

Seperti diketahui, pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika telah menghentikan sementara layanan Internet Access Gateway (NAP) dari dan ke Davao, Filipina, termasuk Kamboja.

“Sebenarnya [tidak berpengaruh]. Jadi Kamboja sendiri sedang berusaha membuat lingkungan investasi menjadi sehat,” kata Santo pada Jumat (10/11/2024) saat ditemui di Pameran Dagang Indonesia (TEI) 2024 di Indonesia. Pameran Konvensi (ICE) BSD, Tangerang.

Sebab, menurut Santo, menciptakan lingkungan investasi yang sehat memerlukan upaya untuk mengurangi tingkat kejahatan internasional.

Misalnya saja, jika kita berniat bekerja sama di bidang pemberantasan kejahatan dalam negeri, Kamboja sudah menyatakan kemitraan dengan Indonesia, ujarnya.

Faktanya, pemerintah Kamboja tidak khawatir dengan pemutusan akses internet Indonesia dari dan ke Kamboja, kata Santo.

“Kamboja tidak melihat hal ini sebagai hambatan dalam hubungan antar negaranya,” ujarnya.

Berdasarkan dokumen bisnis, Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan bahwa akses internet ke Kamboja dan Davao di Filipina ditutup permanen untuk praktik perjudian online.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomifo) Budi Arieh Setiadi mengatakan penghentian tersebut akan dilakukan tanpa batas waktu.

“[Akses internet ditutup] selamanya, sampai aktivitas perjudian online ini berhenti. “Karena penduduk Indonesia di Kamboja berjumlah lebih dari 70.000 orang,” jelas Budi.

Sebab melalui surat B-1678/M.KOMINFO/PI.02.02/06/2024 tanggal 21 Juni 2024, Menkominfo meminta seluruh penyelenggara jasa telekomunikasi memutus layanan portal akses internet (Network Access Point/NAP). Kamboja dan Filipina diduga digunakan untuk perjudian online.  

Diakui Budi, penutupan akses internet di Kamboja, Indonesia, dan Davao, Filipina merupakan tindakan yang efektif.

Artinya, tidak ada lagi jalur komunikasi dari Kamboja ke Indonesia yang berkurang drastis. Hal ini membuat [akses masyarakat terhadap situs akses perjudian online] berkurang hingga 50% dari yang kita lakukan saat ini, jelasnya.

Sementara itu, Budi menjelaskan perang melawan perjudian online adalah upaya pemerintah untuk menyelamatkan negara dan masyarakat.

Sayangnya, pasar perjudian online global diperkirakan akan tumbuh hingga $205 miliar pada tahun 2030. Data UNODC dan Statista mengungkapkan bahwa Asia Pasifik merupakan wilayah pertumbuhan pasar perjudian online yang mencapai 37% pada tahun 2022 hingga 2026.

Sementara itu, jumlah penjudi online secara global diperkirakan mencapai 290 juta orang pada tahun 2029. Kawasan Asia Tenggara ditengarai menjadi basis terbesar operator perjudian online ilegal di beberapa negara seperti Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Laos.

Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), tercatat omzet kumulatif transaksi perjudian online di Indonesia selama tiga bulan pertama tahun 2024 mencapai Rp 600 triliun.

Tercatat rata-rata 80% perjudian online di Indonesia menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah. Sedangkan penduduk Indonesia yang melakukan perjudian online sebenarnya sudah mencapai 4 juta orang.

Rinciannya, kelompok usia 30 hingga 50 tahun mendominasi sebesar 40%. Kemudian masyarakat diatas 50 tahun yang terlibat perjudian online yaitu 34%.

Selain itu, usia kerja 21-30 tahun memiliki kemungkinan 13% lebih besar untuk mengalami kecanduan perjudian online. Selain itu, anak di bawah umur berusia 10-20 tahun berpindah sebesar 11% dan 2% dari kelompok usia hingga 10 tahun.

Data PPATK mengungkapkan, sebanyak 197.054 anak di bawah umur, khususnya berusia 11-19 tahun, melakukan deposit judi online senilai Rp 293 miliar dengan 2,2 juta transaksi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *