Bisnis.com, JAKARTA – PT IBM Indonesia fokus pada pertumbuhan kecerdasan buatan atau AI bisnisnya pada tahun 2025. Selain menyiapkan produk yang berdampak pada masyarakat yang membutuhkan bantuan, IBM juga akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, untuk menemukan . perkembangan ini. 

Presiden PT IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan pihaknya akan terus mengembangkan teknologinya dan kedepannya ingin terus mendukung Indonesia melalui kerja sama dengan banyak mitra. 

Untuk tahun berikutnya, setelah tahun politik berlalu dan memasuki tahun perubahan, IBM mempunyai keinginan untuk menemukan pertumbuhan industri AI berkali-kali lipat seperti yang terjadi pada tahun yang telah selesai. 

Ya, bukan hanya akan terjadi lagi, tapi bisa terjadi berkali-kali. Sebab perkembangan teknologi generasi AI berkembang sangat pesat, kata Roy kepada Bisnis, Rabu (16/10/2024). 

Roy juga mengatakan, pihaknya menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam menghadirkan inovasi teknologi IBM, khususnya di tiga bidang penting, seperti kertas data dan intelijen, hybrid cloud, dan keamanan siber. Ketiga hal ini akan didukung dalam beberapa tahun ke depan untuk membantu digitalisasi Indonesia. 

“Agar pertumbuhan ekonomi Indonesia memasuki tahun 2045,” kata Roy. 

IBM juga telah mengidentifikasi banyak masalah di pemerintahan yang dapat diatasi dengan solusi IBM, termasuk kesenjangan keterampilan. BBM dan pemerintah berupaya meningkatkan keterampilan digital melalui IBM Skill Build. 

IBM juga terlibat dalam perencanaan pembangunan Digital Arts Center di seluruh Indonesia. 

“IBM memberikan dukungan dalam bentuk alat, pelatihan dan pendidikan untuk semua teknologi teknologi,” kata Roy.

Sebelumnya Roy mengatakan AI membuat pekerja selangkah lebih maju dibandingkan pekerja yang tidak menggunakan AI. Bukan hanya soal karyawan, kata Roy, perusahaan perlu memiliki smart skill.

Dengan AI, lanjut Roy, suatu perusahaan dapat bekerja secara efisien dan efektif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi. Oleh karena itu pekerjaan akan terbuka.

“Kalau saya lihat sekarang [AI] berkembang sangat pesat, tahun depan akan lebih cepat lagi,” kata Roy 

Selain itu, Roy menambahkan seluruh lapisan masyarakat harus siap mendukung dan menerima penggunaan AI. Oleh karena itu, Roy menjelaskan Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital di industri teknologi dan terbukanya lapangan kerja di dalam negeri.

“Ketika perusahaan atau operasional perusahaan semakin besar maka akan tercipta lapangan kerja, lapangan kerja baru ketika perusahaan semakin besar,” ujarnya.

Pemanfaatan AI juga meningkatkan efisiensi jam kerja sehingga karyawan dapat mengerjakan tugas lain sehingga lebih efisien. Ia juga menambahkan bahwa AI tidak akan menggantikan, namun akan mampu meningkatkan pekerjaan lain.

“Pesan utamanya adalah dengan menggunakan AI, perusahaan akan menciptakan dan melakukan hal-hal yang luar biasa,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *