Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rangkaian barang dari penggunaan bahan baku/bahan penolong, barang pokok, dan konsumsi mencapai 170,87 miliar dolar pada Januari hingga September 2024. Komoditas inilah yang mendorong impor Indonesia.
Kelompok tersebut masing-masing sebesar 3,94%, 3,31% dan 4,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Plt. Kepala BPS Amalia Adingar Vidyasanti mengatakan, secara keseluruhan, total nilai impor sementara pada Januari-September 2024 sebesar US$170,87 miliar atau meningkat 3,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ia mengatakan dalam jumpa pers, Selasa (15/10/2024), “penyumbang utama kenaikan biaya impor adalah impor bahan baku/bahan penolong sebesar 2,87%”.
Impor bahan baku/penolong Januari-September 2024 sebesar 124,74 miliar dolar. Berdasarkan dokumen usaha, terdapat lima barang impor utama dari kelompok ini.
Pertama, barang produksi dengan kode HS 27101971 atau bahan bakar mesin diesel senilai $3,44 miliar. Lalu komoditi kode HS 71081210 atau emas batangan olahan senilai $2,71 miliar.
Selain itu, produk batubara, dihancurkan maupun tidak tetapi tidak diaglomerasi, termasuk batubara bituminus dan batubara kokas (HS 27011210) berjumlah US$2,14 miliar.
Kode Harmonized System (HS) 27090020 menjelaskan tentang kondensasi. BPS mencatat impor barang tersebut pada Januari-September 2024 mencapai 942 juta dolar.
Produk bijih besi dan konsentratnya, tidak termasuk bijih besi terkalsinasi dan non-diaglomerasi (HS 26011190), bernilai $423,5 juta.
Sementara itu, impor penggunaan aset tetap pada periode yang sama sebesar $29,79 miliar, terutama didorong oleh impor ponsel pintar atau telepon pintar (HS 85171300) senilai $1,6 miliar.
Komponen lainnya yaitu unit remote control radio (HS 85269200). Kode HS ini juga berlaku untuk peralatan radar dan instrumen navigasi radio.
Selain itu, juga pesawat udara dengan berat kotor melebihi 15.000 kg (HS 88024010), perangkat lunak sistem operasi (HS 99011000), serta kendaraan bermotor yang ditujukan untuk pengangkutan barang khusus untuk keperluan off-road, dengan berat kotor kotor (g.v.w. ) digunakan di atas. 45 ton, bukan CKD (HS 87041037).
Sedangkan impor barang konsumsi mencapai $16,34 miliar yang sebagian besar berasal dari bahan bakar solar (HS 27101971).
Selanjutnya barang untuk pengoperasian perlengkapan pesawat udara dan bagian-bagiannya; penutup ban atau alat semacam itu serta bagiannya (HS 88051000), tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, bermotor, bersenjata maupun tidak, dan bagian dari kendaraan tersebut (HS 87100000).
Selain itu, terdapat mobil sport/station wagon bermotor listrik (HS 87038098) dan senjata militer selain revolver dan pistol (HS 93019000).
Sedangkan khusus September 2024, impor sebesar $18,82 miliar. Barang konsumsi sebesar 1,85 miliar dolar, disusul bahan baku/utilitas sebesar 13,44 miliar dolar, dan barang kebutuhan pokok sebesar 3,53 miliar dolar.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA