Bisnis.com, Jakarta – Penjualan mobil asal Jerman, BMW AG, dan Mercedes Benz Group AG mengalami penurunan signifikan pada kuartal III-2024 di pasar Tiongkok, akibat memanasnya perang dagang antara Tiongkok dan negara-negara Uni Eropa.
Seperti diberitakan sebelumnya, negara-negara anggota UE telah sepakat untuk menaikkan pajak impor kendaraan listrik Tiongkok dari 10% menjadi 45%. Kebijakan tarif ini akan diterapkan selama lima tahun ke depan.
Tak hanya itu, lemahnya daya beli konsumen di China juga menjadi penyebab menurunnya penjualan BMW dan Mercy. Selain itu, melambatnya pertumbuhan kendaraan listrik di Eropa menyebabkan penurunan keuntungan kedua produsen.
Berdasarkan laporan Bloomberg, Kamis (10/10/2024), penurunan penjualan merek BMW dan Mini mencapai 30%, dan angka tersebut merupakan penurunan terbesar dalam empat tahun terakhir.
Di saat yang sama, Mercedes mencatat penurunan penjualan sebesar 13% pada periode yang sama. Model mobil mewah seperti S-Class Sedan dan Maybach menjadi penyebab utama penurunan tersebut.
Ketegangan perdagangan juga kemungkinan akan meningkat, karena Beijing sedang mempertimbangkan untuk menaikkan bea masuk impor mobil bermesin besar, sebagai respons terhadap keputusan Uni Eropa yang mengenakan tarif hingga 45% pada mobil listrik buatan China.
Penjualan BMW di Tiongkok, yang turun 30%, sangat kontras dengan hasil kuartal pertama dan kedua tahun lalu, yang mengalami penurunan hanya di bawah 5%. Penurunan pasar mobil terbesar di dunia juga menyebabkan penurunan penjualan global BMW Group sebesar 13%.
Meskipun penjualan BMW mengalami penurunan di seluruh wilayah Tiongkok, kendaraan listrik terus mengalami peningkatan. Pengiriman kendaraan listrik baterai seperti sedan i4 dan mobil sport iX1 meningkat 10% menjadi 103,440 unit pada kuartal ketiga tahun 2024 dibandingkan tahun lalu.
Sementara itu, bagi Mercedes, penurunan penjualan mobil mewah sebesar 12% merupakan kemunduran dalam upaya merek tersebut untuk memperkuat posisinya di pasar.
Hasil penjualan Mercedes menunjukkan tren yang kurang positif. Perusahaan mengumumkan pengiriman grosir kendaraan penumpang listrik turun 31% menjadi hanya 42,500 unit. Meskipun demikian, penjualan mobil hybrid meningkat 10% berkat kuatnya permintaan di pasar Amerika.
Hal ini juga merupakan tanda peringatan bagi industri mobil mewah Jerman, yang menghadapi tantangan dari kenaikan biaya dan meningkatnya persaingan dari produsen dalam negeri di Tiongkok, seperti BYD.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel