Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan arah kebijakan ekonomi di tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang akan dimulai pada 20 Oktober 2024.
Bendahara Negara itu menegaskan, kebijakan perekonomian tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran akan sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang telah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
“Kami menentukan arah kebijakan fiskal ke depan, pada tahun 2025 bersama DPR dan konsultasi dengan presiden terpilih memberikan gambaran awal mengenai arah pemerintahan ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan. (KSSK). , Jumat (18/10/2024).
Menurut dia, kebijakan perekonomian harus tetap mendukung program prioritas pemerintahan baru yang ditujukan pada ketahanan pangan dan energi.
Pada saat yang sama, pemerintah juga akan tetap waspada terhadap lingkungan global. Mengingat, kuartal terakhir tahun 2024 diawali dengan ketegangan geopolitik yang kuat, khususnya di Timur Tengah.
“Beliau [Prabowo] selalu menyiarkan geopolitik, geostrategi, geoekonomi, semuanya berkaitan,” jelasnya.
Pasalnya, kondisi perekonomian dan geopolitik global akan memberikan pengaruh terhadap atmosfer global dan berpotensi merambah ke dalam negeri.
“Presiden terpilih sangat menekankan hal ini, kami KSSK tetap waspada,” lanjut Sri Mulyani.
Sementara dari sisi APBN, Sri Mulyani yang dikabarkan masih menjabat sebagai Menteri Keuangan menegaskan kebijakan fiskal tetap prudent dan mendukung program nasional.
Selain itu, APBN juga akan sinkron dengan arah kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan menstabilkan nilai tukar rupee.
Salah satunya, pemerintah terus memberikan insentif perpajakan sebesar 100% dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung Pemerintah hingga akhir tahun 2024.
Sementara itu, Bank Indonesia memberikan dukungan moneter baik suku bunga maupun makroprudensial, yang akan memperkuat dampak kebijakan pemerintah dalam bentuk kebijakan insentif likuiditas makroprudensial.
Harapannya, sinkronisasi kebijakan ini dapat memberikan dampak yang lebih kuat terhadap perekonomian Indonesia.
“Kami jelas, UU APBN 2025 sudah ada, tapi pelaksanaannya tergantung format kabinet dan pemerintah daerah, pilkada baru bulan depan.” dapat dilaksanakan secara optimal sehingga memberikan dampak yang sepadan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%,” tutup Sri Mulyani.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel