Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan target kinerja tahun 2025 pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini, Rabu (23/10/2024). Bursa menargetkan rata-rata nilai perdagangan harian (RNTH) sebesar Rp 13,5 triliun per hari, dengan 66 emiten pencatatan saham atau IPO pada tahun 2025.
CEO EIB Iman Rachman menjelaskan bursa memiliki target RNTH sebesar Rp13,5 triliun per hari pada tahun 2025. Menurut bursa, target tersebut meningkat dari revisi target RNTH 2024 sebesar Rp12,25 triliun. Sedangkan per 18 Oktober 2024, nilai perdagangan harian Bursa mencapai Rp 12,94 triliun.
“Asumsi ini didasarkan pada penurunan inflasi dan suku bunga secara global. Bank sentral telah memangkas 50 basis poin dan akan memangkas lagi pada tahun depan,” kata Iman dalam konferensi pers, Rabu (23/10/2024). .
Selain itu, aspek kedua terkait kebijakan ekonomi pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Iman menjelaskan, pemerintahan baru menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 8%, padahal dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan PDB sebesar 5%.
Selain RNTH, BEI menargetkan memperbanyak pencatatan efek baru yakni sebanyak 407 efek baru dengan pencatatan sebanyak 66 saham. Target pencatatan saham baru tersebut meningkat dari tahun 2024 yang berjumlah 62 pendaftaran saham.
“Kalau kita lihat tahun lalu 2024, targetnya 340 judul baru dengan 62 operasi. Kalau kita lihat hasilnya sampai Oktober, ada 467 judul baru dengan 36 operasi,” kata Iman.
Sementara itu, hingga 18 Oktober 2024, Iman menyebut terdapat 25 perusahaan dalam portofolio IPO Bursa.
BEI juga menargetkan menambah jumlah investasi sebanyak 2 juta investor baru. Iman memperkirakan pertumbuhan investor baru bisa dicapai melalui jalur distribusi BEI melalui 29 lembaga, 927 galeri investasi, 5.257 duta pasar modal, dan 191.148 pengguna IDX Mobile.
Pada 18 Oktober 2024, jumlah investor pasar modal mencapai 14,2 juta orang atau bertambah lebih dari 2 juta investor baru. Jumlah ini meningkat 16% dibandingkan tahun 2023.
Pada 18 Oktober 2024, BEI juga mencatat total jumlah emiten di pasar modal mencapai 938 perusahaan. Kemudian pada perdagangan produk obligasi melalui SPPA, rata-rata perdagangan harian mencapai Rp993 miliar atau meningkat 44,7% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 dengan rata-rata perdagangan harian sebesar Rp686 miliar.
Aktivitas perdagangan produk non-ekuitas (HMETD, waran, waran terstruktur, KIK dan derivatifnya) hingga 18 Oktober 2024 berjumlah Rp3,75 triliun dibandingkan nilai perdagangan akhir tahun 2023 sebesar Rp8,90 triliun.
Sedangkan untuk kelas aset baru yakni kredit karbon, total transaksinya mencapai Rp 6,15 miliar hingga 18 Oktober 2024.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel