Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir berencana merombak susunan pengurus Garuda Indonesia pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) November 2024.
Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) bahwa AGEA akan dilaksanakan di Bandara Internasional Soekarno – Hatta, Tangerang pada tanggal 15 November 2024. Agenda pertemuan tersebut hanyalah perubahan susunan pimpinan GIAA.
“Mata acara ini merupakan usulan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara [BUMN] Republik Indonesia selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna melalui surat nomor: SR-463/MBU/09/2024 tanggal 24 September 2024,” tulis eksekutif GIAA dalam keterbukaan disebutkan pada Jumat (25/10/2024).
GIAA menggelar RUPS dengan agenda serupa pada 15 Agustus 2024. Saat itu, pemegang saham memutuskan mengangkat Jenderal (purn) TNI Genny Kairupan sebagai komisaris perseroan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penambahan dewan komisaris diharapkan semakin memperkuat akselerasi kinerja dengan tujuan mendorong GIAA sebagai badan usaha yang sehat dan menguntungkan.
Penguatan pelatihan manajemen Garuda Indonesia dengan berbagai latar belakang profesi diharapkan sejalan dengan roadmap strategis korporasi ke depan, kata Irfan dalam keterangan tertulisnya, 15 Agustus 2024.
Bicara kinerja, GIAA mencatatkan rugi bersih sebesar USD 101,65 juta atau Rp 1,54 triliun dengan perkiraan kurs Rp 15.195 per dolar AS pada H1/2024. Kerugian ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar $76,5 juta.
Merilis laporan keuangan yang telah diaudit pada akhir Juni 2024, GIAA mencatatkan peningkatan pendapatan operasional sebesar 18,26% year-on-year (y/y) menjadi USD 1,62 miliar atau Rp 24,62 triliun pada H1/2024.
Pendapatan perusahaan dari penerbangan berjadwal mencapai $1,27 miliar, meningkat 15,72% YoY. Sementara pendapatan penerbangan tidak berjadwal GIAA naik 24,92% dari tahun lalu menjadi $178,96 juta.
Bahkan ketika kinerja pendapatan meningkat, beban operasional GIAA meningkat dari $1,24 miliar pada paruh pertama tahun 2023 menjadi $1,53 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Rinciannya, biaya operasional penerbangan maskapai pelat merah itu meningkat dari $729,49 juta menjadi $839,12 juta. Sementara itu, biaya pemeliharaan dan perbaikan meningkat dari $159,49 juta menjadi $257,57 juta.
Sebaliknya, beban bandara meningkat dari $97,15 juta menjadi $123,05 juta dan beban layanan penumpang meningkat dari $80,36 juta menjadi $107,16 juta.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel