Ini Tantangan yang Harus Dihilangkan di Program Makan Siang Bergizi Menurut Kadin

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka harus berhati-hati dalam menjalankan program andalan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan menutup celah potensi korupsi. 

Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, korupsi menjadi tantangan dalam penerapan program makan bergizi gratis.

“Ini tantangan ada budaya yang harus dihilangkan, budaya korupsi. Ini harus dilanjutkan,” kata Arsjad dalam Gen8 Talk 8% Bisa! 17/10/2024).

Meski demikian, Arsjad mengatakan program makan bergizi gratis memberikan dampak positif bagi kesehatan dan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Terkait kesehatan misalnya, program ini akan berdampak pada anak kecil dan ibu hamil untuk mencegah stunting.

Oleh karena itu, Arsjad pun meminta agar pihak swasta turut serta dalam program andalan Prabowo-Gibran, termasuk melalui adopsi teknologi.

Makanya kami mengajak tidak hanya pemerintah, tapi juga swasta untuk bekerja sama agar belanjanya terlihat dan terbuka, harus transparan, jadi digitalisasi itu penting, ”ujarnya.

Dari program MBG ini, Kadin menginginkan setiap Rp. 1 Belanja pemerintah berdampak positif dalam membangun ekosistem sektor industri, mulai dari pangan, logistik, kesehatan, hingga teknologi.

“Kalau makan makanan bergizi maka akan lebih sehat. Tidak perlu mengeluarkan biaya ke BPJS untuk biaya tambahan yang lebih tinggi, uangnya bisa digunakan untuk hal lain,” ujarnya.

Menurut dia, program pangan bergizi gratis akan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi hingga 8%. “Kita tidak hanya bicara soal pangan gratis, tapi apa yang diperlukan untuk menyediakan pangan yang bergizi dan berdampak ekonomi,” ujarnya.

Lebih lanjut Arsjad mengatakan, program makan gratis bergizi juga berperan penting dalam mewujudkan indikator Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi pada anak Indonesia.

Selain itu kesehatan generasi muda dan pemberian makanan bergizi bagi ibu hamil, karena jika tidak, IQ masyarakat Indonesia akan terus menurun, ujarnya.

Bermodalkan tiga dolar, pendiri UKMIndonesia.id dan Tumbu.co.id, Dewi Meisari, turut menyoroti sejarah Indonesia yang memiliki budaya korupsi. Ia juga mengingatkan agar program ini berjalan tanpa korupsi.

“Tidak ada salahnya, ini program yang niatnya mulia, tapi melihat rekam jejak bangsa ini dalam korupsi, kita tetap harus hati-hati kemana perginya angka 8%, tapi yang terendah masih jarang. “Aku tidak mau,” kata Dewi.

Lebih lanjut, Dewi juga berharap adanya keselarasan dalam pelaksanaan program MBG untuk pemberdayaan usaha mikro lokal. “Kalau tidak pilih kasih, uangnya diambil. “Ketimpangan semakin buruk,” katanya.

Selain itu, Dewi juga mengusulkan agar program MBG dilaksanakan dengan sistem voucher. Skemanya, setiap siswa diberikan voucher untuk menentukan menu makanan pilihannya, sehingga terjadi mekanisme pasar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *