Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Produsen Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akhirnya merevisi target penjualan kendaraan dari semula 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada tahun 2024.

Presiden Gaikindo I Jongkie Sugiarto mengatakan, kondisi pasar mobil khususnya kendaraan roda empat setiap tahunnya yang belum surut menjadi alasan Gaikindo melakukan renovasi.

Alasannya, angka penjualan belum bisa meningkat signifikan, kata Jongkie kepada Bisnis, Kamis (24/10/2024).

Kata dia, revisi rencana 850.000 unit ini berdasarkan hasil diskusi dengan perwakilan pemegang merek (APM) Gaikindo.

“Iya, ini kesepakatan dengan anggota Gaikindo,” ujarnya.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil di Indonesia sebanyak 72.667 unit pada September 2024. Angka tersebut turun 9,1% year-on-year (YoY) dibandingkan yang dicapai pada September 2023 sebanyak 79.919 unit.

Saat ini, jumlah penjualan kendaraan oleh dealer atau dari dealer ke pembeli sebanyak 72.366 unit pada September 2024, atau turun 10,6% dibandingkan September 2023 sebanyak 80.984 unit.

Selain itu, kata dia, Gaikindo masih berharap di sisa tiga bulan ini, pihaknya bisa meningkatkan penjualan mobil hingga akhir tahun, dengan menggelar berbagai pameran mobil.

Banyak pameran otomotif yang digelar, misalnya saja Gaikindo Jakarta Auto Makon (GJAW) 2024 yang berlangsung pada 22 November – 1 Desember 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.

Makanya Gaikindo mengadakan pameran seperti GIIAS Bandung, dan sebentar lagi ada Gaikindo Jakarta Auto Week dll. Semua itu sebagai insentif untuk meningkatkan angka penjualan, ”ujarnya.

Sedangkan pada Januari – September 2024, total penjualan diperkirakan mencapai 633.218 unit atau turun 16,2% YoY dari periode yang sama tahun 2023 sebanyak 755.778 unit.

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 11,9% YoY menjadi 657.223 unit pada 9 bulan pertama tahun 2024 dibandingkan 746.246 unit pada periode yang sama tahun 2023.

Jika dianalisis secara bulanan, penjualan mobil juga mengalami penurunan. Misalnya, grosir turun 4,8% menjadi 72,667 unit pada September 2024, dibandingkan 76,304 unit pada Agustus.

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 5,8% year-on-month (MtM) menjadi 72.366 unit pada September 2024 dibandingkan 76.808 unit pada Agustus 2024.

Sementara itu, jika dilihat dari mereknya, mobil Grup Astra yang masih paling laris yakni Toyota dan Daihatsu masing-masing sebanyak 25.454 unit dan 12.676 unit pada September 2024.

Sebab, mobil terlaris selanjutnya adalah Honda sebanyak 7.926 unit, Mitsubishi sebanyak 5.824 unit, dan Suzuki sebanyak 5.183 unit. PMI Manufaktur yang Malas

Gaikindo menganalisis, ada banyak alasan mengapa produksi mobil di dalam negeri akan mengalami stagnasi hingga September 2024.

Berdasarkan data Gaikindo, produksi kendaraan pada September 2024 sebanyak 101.688 unit. Angka tersebut turun 11,09% year-on-year (YoY) dibandingkan September 2023 sebanyak 112.783 unit.

Secara bulanan, produksi kendaraan mengalami penyesuaian sebesar 5,8% year-on-month (MtM) dibandingkan pencapaian Agustus 2024 sebanyak 107.973 unit.

Gaikindo membeberkan beberapa penyebab sektor manufaktur Indonesia melemah pada September 2024. Sementara itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia mengalami kontraksi di bawah 50 yang berada di level 49,2 pada bulan lalu.

Presiden Gaikindo I Jongkie Sugiarto mengatakan, banyak penyebab lemahnya PMI manufaktur, antara lain penurunan daya beli sejak awal tahun, depresiasi Rupiah, dan kenaikan suku bunga. Hal ini terjadi meski BI rate diturunkan menjadi 6% pada bulan September.

“Bahkan daya beli masyarakat menurun, akibatnya kalau penjualannya tidak setinggi tahun lalu, produksinya tidak setinggi tahun lalu, lihat saja angka penjualan dan angka produksi barangnya terlalu banyak. . turun,” kata Jongkie kepada Bisnis, baru-baru ini.

Menurunnya produksi mobil tidak lepas dari lesunya penjualan pada tahun 2024. Oleh karena itu, Gaikindo merekomendasikan pemerintah memberikan insentif fiskal berupa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) yang didiskon PPnBM seperti pada tahun 2021 -2022, setelah Covid.

Sekadar mengingatkan, PPnBM DTP merupakan salah satu program pemerintah yang menyelamatkan sektor otomotif yang lemah pasca pandemi Covid-19, khususnya pada periode 2021-2022. Insentif ini menyasar model mobil berkapasitas 1.500 cc dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 60%.

“Kita perlu mempertimbangkan kembali apakah [insentif PPnBM] bisa diberikan untuk meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu, produksi juga akan meningkat, dan tentunya PMI ke depan juga akan meningkat,” ujarnya.

Saat ini Toyota milik Grup Astra masih menjadi produsen mobil terbesar di Indonesia dengan produksi 44.005 unit hingga September 2024, disusul Mitsubishi sebanyak 14.961 unit. Toyota turun 11,9%, sementara Mitsubishi naik 18,6% pada bulan tersebut.

Produsen mobil terbesar berikutnya adalah Daihatsu sebanyak 12.731 unit, Honda sebanyak 8.101 unit, dan Hyundai sebanyak 7.692 unit.

Pada periode Januari-September 2024, produksi kendaraan tercatat sebanyak 881.574 unit atau turun 17,1% YoY dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 1.063.231 unit. Harapan para pebisnis

Kamar Dagang Indonesia (Apindo) berharap pembentukan kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran dapat memberikan dampak positif bagi dunia usaha Tanah Air.

Pengamat kebijakan ekonomi Apindo, Ajib Hamdani berharap pembentukan beberapa kementerian akan berdampak positif terhadap perekonomian negara.

“Membentuk beberapa kementerian bisa fokus memberikan layanan dan regulasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Ajib dalam Bisnis, Senin (21/10/2024).

Namun, Ajib menilai permasalahan terbesar saat ini adalah reformasi sistem perekonomian. Menurutnya, diperlukan perubahan penting untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan produktivitas.

Apalagi, Prabowo Subianto dalam kampanyenya menjanjikan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Sasaran pembangunan yang paling buruk, kata Ajib, adalah menghadapi ruang anggaran yang ketat.

Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong wirausaha swasta sebagai sarana utama mengembangkan perekonomian negara, ujarnya. 

Harapan serupa juga diungkapkan oleh pengusaha industri otomotif. Prabowo mengambil alih tongkat estafet pembangunan lingkungan kendaraan listrik dari Jokowi. Presiden berjanji dalam kampanye pemilu terakhirnya untuk mengubah Indonesia menjadi produsen kendaraan listrik. 

Sejumlah Produsen Mobil (ATPM) berharap insentif terkait kendaraan listrik bisa terus berlanjut di era Prabowo-Giban.

Misalnya Mercedes Benz. Mercy melalui distributor resminya, Inchcape Indomobil Distribution Indonesia berharap kebijakan terkait kendaraan listrik pada masa pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka juga demikian. 

Direktur Penjualan Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto dari Inchcape Indomobil menyatakan perencanaan strategis merupakan pilar penting dari rencana jangka panjang perusahaan, termasuk pengembangan kendaraan listrik baterai (BEV).  

Menurutnya, keseimbangan ini dipandang sebagai kunci untuk mendukung investasi berkelanjutan dan inovasi gerakan lingkungan hidup.

“Kami berharap kebijakan tersebut terus dipertahankan, atau jika diperbaiki tentu kami akan sangat senang, tapi setidaknya kami pastikan tidak ada perubahan karena kebijakan yang kami siapkan.” misalnya produk masa depan, berdasarkan tujuan tersebut,” kata Kariyanto dalam jumpa pers Star Expo 2024, Kamis (10/10/2024). 

Kariyanto juga menekankan pentingnya memastikan konsistensi kebijakan untuk menjamin kepastian bagi dunia usaha, terutama dalam laju perubahan yang cepat. 

“Kalau perubahannya terlalu cepat, dunia usaha akan sangat bingung,” ujarnya. 

Selain itu, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) juga memperingatkan pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menghadapi risiko penurunan daya beli masyarakat.

Wakil Presiden TMMIN Bob Azam berharap pemerintahan baru tetap melanjutkan kebijakan-kebijakan yang baik, sekaligus memperbaiki hal-hal yang dipandang kurang pada pemerintahan saat ini.

Harapannya, yang baik terus berlanjut, yang kurang baik diperbaiki. Bangun kekuatan ekonomi kelas menengah dan industri, khususnya yang menyerap tenaga kerja, kata Bob kepada Bisnis, yang dikutip Selasa (1/10/2024 ). ).

Gaikindo menjelaskan alasan perlunya insentif bagi kendaraan hibrida (hybrid electric vehicle/HEV).

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perekonomian menyatakan tanpa insentif pun, penjualan mobil hybrid akan meningkat dengan sendirinya.

“Kalau naik ya naik dibandingkan tahun lalu. Tapi kalau lebih tinggi kenapa tidak?” kata I Presiden Gaikindo, Jongkie Sugiarto kepada Bisnis yang dikutip, Kamis (3/10/2024).

Selain itu, kata dia, setidaknya ada empat alasan mengapa mobil hybrid patut digalakkan. Pertama, kendaraan yang menggunakannya adalah kendaraan hemat bahan bakar (BBM) yang saat ini banyak disubsidi.

Kedua, kendaraan plug-in secara signifikan mengurangi polusi. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam memerangi perubahan iklim dengan menandatangani Perjanjian Paris pada tahun 2015.

Lanjutnya, “Ketiga, mobil-mobil yang saling terhubung tidak memerlukan infrastruktur yaitu stasiun pengisian, karena tidak diperlukan, karena baterai akan mengisi sendiri dari mesin.”

Pada akhirnya, menurut dia, total biaya produksi kendaraan hybrid tidak sebesar biaya battery electric vehicle (BEV), sehingga harganya akan lebih terjangkau masyarakat.

“Kalau harganya cukup, dianjurkan. Kalaupun kita usulkan subsidinya tidak harus sampai BEV, konsumsi bahan bakar akan berkurang dan polusi akan berkurang. Tapi kalau pemerintah bilang bisa.” kasih insentif, selanjutnya tinggal kita saja,” kata Jongkie. Dia sedang menunggu keputusan

Dalam situasi saat ini, belum diketahui apa yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan energi kendaraan. Sebab, meski belum resmi dilakukan, namun kebijakan tersebut belum sepenuhnya ditinggalkan oleh pemerintah.

Sebelumnya, pada Agustus 2024, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku masih ada pihak yang menunggu kebijakan baru di sektor pemuda. Namun dia menegaskan, pemerintah akan tetap berpegang pada kebijakan yang ada.

Saat itu, dia hanya mengatakan tidak akan ada perubahan kebijakan lebih lanjut. Meski demikian, Airlangga juga tak menampik adanya insentif.

Belakangan, Airlangga hanya menjawab singkat saat ditanya apakah akan ada insentif kendaraan tahun depan.

“Selama ini tanpa insentif, penjualan hybrid sangat baik,” kata Airlangga saat ditemui dalam Green Initiative Conference di Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *