Bisnis.com, JAKARTA – Kajian terbaru Investure, Indonesia Industry Outlook 2025, menunjukkan kelas menengah mengurangi produk perawatan kulit, termasuk produk perawatan kulit premium, dan menunda pembelian kendaraan, mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat.
Yusvohadi, pendiri Indonesia Industry Outlook, menjelaskan survei menunjukkan 49% masyarakat kelas menengah mengaku merasakan penurunan daya beli. Tiga penyebab utamanya adalah kenaikan harga barang kebutuhan pokok (85%), tingginya biaya pendidikan dan kesehatan (52%), serta pendapatan yang stabil (45%).
“Saya kira itu angka yang sangat besar, 49%, daya beli [kelas menengah] sedang turun,” kata Yusvohadi dalam konferensi pers online, Rabu (23/10/2024).
Dalam kaitan ini, kelas menengah terpaksa memangkas anggarannya dalam beberapa pos pengeluaran. Survei menunjukkan bahwa tiga pengeluaran yang paling banyak dipotong oleh kelas menengah adalah produk perawatan kulit premium (SK-II, Laneige, dll), renovasi rumah dan furnitur baru, serta biaya keanggotaan atau berlangganan (gym, Netflix, Spotify, dll.) . ).
Selain itu, survei tersebut juga menanyakan rencana masa depan yang harus ditunda oleh kelas menengah akibat menurunnya data pembelian. Oleh karena itu, tiga pengeluaran yang paling sering ditunda adalah pembelian mobil (70%), pembelian atau renovasi rumah (68%), dan investasi atau tabungan non-darurat (56%).
Yusvohadi menjelaskan, pemotongan dan penangguhan pos belanja tersebut sangat wajar karena memerlukan belanja besar dan komitmen finansial jangka panjang.
Artinya, properti dan mobil [pelaku usaha] harus hati-hati, jelas Yusvohadi.
Sebagai perbandingan, survei ini dilakukan pada September 2024 terhadap 450 responden yang terdiri dari generasi milenial kelas menengah dan Gen Z dengan menggunakan metode wawancara tatap muka. Penelitian dilakukan di lima kota besar yaitu Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan dan Makassar.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA