Bisnis.com, Jakarta – Apoteker PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) berencana melakukan merger dan akuisisi (M&A) terhadap tujuh perusahaan lagi, setelah akuisisi Probiotech dari Australia.
Lee Yan Gwan, Chairman Pyramid Pharma, mengatakan pihaknya juga menjajaki peluang melalui merger dan akuisisi. Ia menjelaskan, peluang negatif tersebut ada di Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia, dan Myanmar.
Dalam pengumuman publik PYFA pada Senin (14/10/2024), Lee mengatakan, “Australia masih memiliki peluang buruk. Namun setelah kesepakatan yang jelas, mereka bisa menjelaskan.
Dia menambahkan bahwa PYFA saat ini sedang mengkaji tujuan tersebut. Sebanyak 7 perusahaan telah diidentifikasi oleh perusahaan, namun masih banyak lagi yang direncanakan PYFA.
Menurut Lee, pembelian tersebut dimaksudkan untuk memberikan hasil yang lebih baik secara keseluruhan bagi perusahaan. Manfaat tersebut meliputi peningkatan kapasitas, kapabilitas dan perluasan wilayah PYFA.
“Jadi semuanya sudah dipelajari. Namun apapun yang kita temukan atau lakukan nanti akan bermanfaat bagi PYFA secara keseluruhan,” ujarnya.
Sementara itu, CEO Pyridom Pharma Yenfrino Gunadi menjelaskan bahwa pembelian yang dilakukan PYFA di masa depan belum tentu memerlukan biaya sebesar Probiotech.
Yenfrino juga menyatakan, PYFA lebih memilih menggalang dana menggunakan kas internal terlebih dahulu.
Dia berkata: “Kami akan memprioritaskan arus kas [pendanaan untuk akuisisi], kemudian bank, kemudian kami akan meminta persetujuan pemegang saham untuk haknya. Masalah,” katanya.
Sebagai informasi, tahun ini PYFA mengakuisisi perusahaan farmasi asal Australia, Probiotech Ltd. 100% saham Probiotech dibeli dengan harga transaksi AU$252 juta.
Probiotec dikenal berkolaborasi dengan pemain internasional seperti Johnson & Johnson, Pfizer, iNova, Blackmores, dll.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel