Bisnis.com, JAKARTA – Laporan terbaru Dana Moneter Internasional atau IMF menunjukkan perekonomian bergantung pada kelompok BRICS untuk melakukan ekspansi dibandingkan negara-negara kaya Barat seperti G7.

Hal itu disebutkan dalam World Economic Outlook Oktober 2024 yang diterbitkan IMF atau Dana Moneter Internasional awal pekan ini. Laporan tersebut diberi judul ‘Political Center, Emerging Threats’ yang merupakan singkatan dari Political Shift, Emerging Threats.

Terdapat beberapa perbedaan perkiraan pertumbuhan ekonomi dibandingkan laporan terakhir IMF enam bulan lalu. Salah satu hal yang paling jelas adalah adanya ruang bagi pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari negara-negara BRICS dalam lima tahun ke depan.

Potensi ekonomi BRICS mengacu pada paritas daya beli. Berdasarkan perhitungan tersebut, pangsa ekonomi negara-negara maju dalam Kelompok Tujuh (G7), seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang, direvisi di bawah ini.

“Tiongkok akan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan global selama lima tahun ke depan, menyumbang 22% lebih banyak dari gabungan seluruh negara G7, menurut perhitungan Bloomberg, berdasarkan perkiraan terbaru IMF,” dikutip Bloomberg pada Jumat (25/10/2021). 2024). ).

Setelah Tiongkok, India diperkirakan akan menambah pangsa sekitar 15% terhadap total perekonomian global. Hal ini menjadikan India salah satu raksasa pembangunan global.

Bloomberg juga menunjukkan bahwa beberapa perkiraan untuk negara-negara lain menunjukkan bagaimana perekonomian global bergantung pada negara-negara berkembang, terutama berdasarkan penyesuaian harga dan daya beli.

Selain itu, perekonomian global memberikan kontribusi yang lebih besar kepada negara-negara miskin namun lebih banyak penduduknya dibandingkan negara-negara maju.

Bloomberg memperkirakan Mesir akan menambah pertumbuhan global sebesar 1,7% pada tahun 2024-2029, bergabung dengan Jerman dan Jepang. Kemudian Vietnam akan menyumbang 1,4%, tingkat pertumbuhan yang sama dengan Perancis dan Inggris.

Selama 25 tahun terakhir, khususnya di era pascapandemi, negara raksasa Negeri Paman Sam ini menjadikannya sebagai penyumbang pertumbuhan global terbesar di antara negara-negara maju.

Namun, dalam hal paritas daya beli (PPP), Tiongkok gagal mempertahankan pangsanya dalam perekonomian global dibandingkan dengan perkembangan yang terjadi di India dan Tiongkok, negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Sementara itu, dua negara G7 dengan perekonomian terkecil, Kanada dan Italia, masing-masing akan memberikan kontribusi kurang dari 1% terhadap pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2029.

Pertumbuhan ekonomi di Kanada dan Italia jauh lebih buruk, namun lebih rendah dibandingkan negara-negara dengan populasi lebih besar seperti Bangladesh, Mesir atau Filipina.

IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global

IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 dan memperingatkan meningkatnya risiko perang dan proteksionisme perdagangan.

IMF memperkirakan produk domestik bruto (PDB) global akan tumbuh sebesar 3,2% tahun depan. Proyeksi ini 0,1 persen di bawah publikasi WEO Juli 2024.

Pada saat yang sama, prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak berubah pada angka 3,2%, dan inflasi global diperkirakan turun menjadi 4,8% pada tahun 2025 dan 5,8% pada tahun ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, IMF telah memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi global dapat melambat dalam jangka menengah. Negara-negara ini tidak memiliki sumber daya untuk mengurangi kemiskinan dan memerangi perubahan iklim.

Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gurinchas mengatakan risiko global semakin meningkat dan perekonomian global berada dalam kondisi ketidakpastian.

“Terdapat risiko geopolitik dengan potensi eskalasi konflik regional yang dapat berdampak pada pasar komoditas. Ada proteksionisme, kebijakan proteksionis, dan gangguan perdagangan yang juga dapat mempengaruhi aktivitas global,” kata Gurinchas, dilansir Bloomberg, Rabu (23/10/2024).

Meskipun pandangan IMF tidak jelas mengenai pemilihan presiden AS pada bulan November, acara politik AS adalah pertemuan tahunan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dunia di kantor pusat IMF dan Bank Dunia di Washington, hanya tiga blok dari Gedung Putih. Rumah. Perkiraan IMF terhadap perekonomian Indonesia

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,0% pada tahun ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih dalam tren 5%.

Sayangnya perkiraan IMF ke depan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Misalnya pada tahun 2025 tingkat suku bunga perekonomian mencapai 5,1%.

IMF bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap sebesar 5,1% pada tahun 2029.

Diketahui, masa jabatan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan berakhir pada tahun 2029.

Padahal, Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa didongkrak sebesar 8%. Seperti yang ditunjukkan oleh proyek IMF, ambisi Prabowo mungkin sulit dicapai.

Indikator lain yang diprediksi IMF adalah inflasi Indonesia akan mencapai 2,3% pada tahun 2024. Kemudian saldo transaksi berjalan menjadi -1,0% pada tahun 2024, dan tingkat pengangguran pada tahun 2024 menjadi 5,2%. (Aprianto Cahio Nugroho)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *