Bisnis.com, Bali – Singapura dan Jepang sedang gencar mengembangkan bahan bakar amonia untuk industri pelayaran. Dua proyek percontohan baru-baru ini telah selesai di Singapura, dan 1 kapal bertenaga amonia Jepang telah selesai dibangun.
Lim Jun Ming, wakil direktur Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura, mengatakan dua tes telah dilakukan yang melibatkan penggunaan amonia.
Tes pertama selesai pada 15 Maret 2024. 5 meter kubik setara dengan 3 ton amonia cair digunakan dalam kombinasi dengan solar. Uji coba berlangsung selama 7 minggu.
“Kapal tersebut telah mendapat persetujuan bendera dari Singapore Ship Registry dan label gas amonia dari lembaga klasifikasi DNV untuk digunakan dalam kombinasi dengan solar sebagai bahan bakar laut,” kata Lim Jun dalam pertemuan Bali Cooperation Forum (22/10/2024). .
Selain itu, tes kedua telah selesai pada 6 Mei 2024. Sebanyak 6,4 meter kubik atau 4,4 ton setara amonia cair digunakan dalam kombinasi dengan minyak nabati terhidrogenasi (HVO).
Sidang berlangsung 10 hari. Uji coba laut yang melibatkan uji propulsi dan kemampuan manuver dilakukan di bawah kendali pilot.
Di sisi lain, Jepang telah menginformasikan bahwa pembangunan kapal tunda amonia bernama Sakigake telah selesai. Kapal yang diharapkan menjadi kapal komersial pertama yang menggunakan amonia sebagai bahan bakar ini merupakan bagian dari proyek Dana Inovasi Hijau yang diluncurkan pada Oktober 2021.
Hiroshi Funamoto, Wakil Direktur Jenderal Senior Biro Maritim Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, mengatakan proyek tersebut berada di bawah Organisasi Pengembangan Teknologi Industri dan Energi Baru Jepang (NEDO). Kapal tersebut selesai dibangun pada Agustus 2024.
Proyek ini dilakukan bekerja sama dengan perusahaan Jepang IHI Power Systems dan lembaga klasifikasi ClassNK.
Perusahaan NYK, Shin-Nippon Kaiyosha, akan menggunakan kapal tersebut dalam operasi kapal tunda di Teluk Tokyo selama periode demonstrasi tiga bulan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel