Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menyatakan pengembangan perangkat dan satelit 5G harus terus maju dalam pemerataan Internet di Indonesia.

Seperti diketahui, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid (Memkomdigi) mengatakan kesetaraan internet akan menjadi salah satu hal yang akan dikerjakan pihaknya pada 100 hari pertama masa jabatannya. 

Menanggapi hal tersebut, Sekjen APJII Zulfadly Syam mengatakan peningkatan kecepatan dan pemerataan jaringan Internet hanya bisa terjadi jika pemerintah menggalakkan tiga jaringan broadband. Pertama, infrastruktur fixed broadband atau fiber optic di perkotaan dan untuk jaringan backbone. 

Kedua, dengan adanya mobile broadband 5G diperlukan untuk mendukung mobilitas, kata Zulfadly dalam Bisnis, Senin (28/10/2024).

5G atau generasi kelima merupakan teknologi jaringan seluler terbaru sebagai pengganti 4G. Teknologi ini menawarkan kecepatan internet yang jauh lebih tinggi, latensi (latensi) yang lebih rendah, dan kapasitas jaringan yang lebih tinggi dibandingkan pendahulunya.

Selain dua hal tersebut, Zulfadle mengatakan keberadaan broadband satelit untuk pulau-pulau dan daerah tertinggal juga menjadi salah satu cara untuk menjamin pemerataan sumber daya Internet di Indonesia.

Zulfadly menegaskan, dalam menjaga kesetaraan dan kecepatan Internet, pemerintah akan mengelola infrastruktur Internet yang ada dan memperbaiki tata kelola. 

Aturan agregasi adalah salah satu kendala yang mendorong Internet cepat. Pemerintah daerah sering kali mengenakan harga tinggi ketika perusahaan Internet ingin memperluas infrastrukturnya.  

“Oleh karena itu, konsistensi standar dan pemahaman meluas ke bidang-bidang yang perlu digarap (oleh pemerintah),” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid menyoroti banyak hal yang akan dikerjakan pihaknya pada 100 hari pertama masa jabatannya. 

Ia menjelaskan soal perubahan nama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menjadi Menkomdigi setelah mendapat izin Presiden (Keppres). Oleh karena itu, perseroan juga akan fokus memantau aset digital Tanah Air.

“Jadi kemarin beberapa temuan seperti yang dilakukan Komite 1 kita kemarin ya, yang diharapkan masyarakat adalah bagaimana kita melindungi data, bagaimana kita melindungi PDNS kita, TDN kita, dan bagaimana kita melindungi mereka – generasi muda kita. dan hal-hal buruk di internet,” ujarnya kepada wartawan di kediaman presiden, Senin (21/10/2024).

Selain itu, lanjut Meutya, kasus kesetaraan dan aksesibilitas Internet menjadi salah satu fokusnya. Jika dia menjadi pemerintahan berikutnya, kata Meutya, cakupan internet Indonesia akan mencapai sekitar 98%.

Namun jika ia belajar lebih jauh dengan menghitung penyebaran 2G. Menurutnya, sudah banyak tempat yang masuk namun internet masih lemot.

“Jadi kita akan lebih cepat mempersiapkan diri untuk Internet. Mungkin 100 hari, saya kira itu PR-nya, tiga-tiganya cukup untuk 100 hari,” pungkas Meutia.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *