Gejala dan Cara Mencegah Gondongan, Banyak Menyerang Anak-anak

Bisnis.com, JAKARTA – Anak-anak hingga orang dewasa bisa terkena penyakit gondongan.

Gondongan adalah infeksi virus. Infeksi seringkali menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis (kelenjar ludah).

Dilansir situs Departemen Kesehatan, salah satu gejala yang terjadi ketika seseorang mengidap kanker adalah pembengkakan pada rahang dan rahang. Kelenjar parotis yang terletak di bawah telinga bertugas memproduksi air liur. Gondongan terjadi ketika kelenjar parotis mengalami peradangan akibat infeksi golongan paramyxovirus.

Penyakit ini dapat dengan mudah menular ke orang lain melalui air liur atau air liur dari mulut atau hidung. Penyakit ini harus diobati dengan baik karena dapat menimbulkan masalah pada penderitanya seperti infeksi otak bahkan gangguan pendengaran. Untuk itu, penting untuk mengetahui pencegahan atau pengobatan apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit gondongan. Menyebabkan penyakit gondongan

Gondongan disebabkan oleh infeksi golongan paramyxovirus. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan kemudian menetap, berkembang biak dan menimbulkan nyeri serta pembengkakan pada kelenjar parotis.

Penularan penyakit ini mudah terjadi apabila: menghirup lendir saat penderita batuk, bersin dan berbicara. Kontak langsung dengan penderita, misalnya berciuman. Menyentuh benda-benda di sekitar penderita, kemudian menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Berbagi makanan dan minuman dengan pasien.

Banyak hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena campak, antara lain: Tidak mendapatkan vaksin MMR untuk melindungi terhadap campak, gondok, dan rubella. Usia 2-12 tahun. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, atau sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Anda tinggal atau bepergian ke daerah dengan tingkat kanker yang tinggi. Gejala penyakit gondongan

Gejala penyakit gondongan biasanya muncul 12-25 hari setelah terpapar virus. Gondongan ditandai dengan peradangan pada kelenjar parotis dan gejala infeksi.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang mungkin terjadi ketika penyakit gondongan terjadi:

Pembengkakan pada rahang, bisa terjadi hanya pada satu sisi atau kedua sisinya, akibat pembengkakan kelenjar parotis.

Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan.

Suhu naik hingga 39°C.

Mulut kering

Sakit kepala

Nyeri sendi

Sakit perut

Mudah mudah

Kehilangan nafsu makan.

Namun, pada beberapa pasien, gejala gondongan mungkin ringan atau mirip flu. Beberapa pasien bahkan tidak menunjukkan gejala. Pengobatan penyakit gondongan Jika daya tahan tubuh penderita baik, kanker dapat kembali dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Beberapa cara untuk mengatasi keluhan dan gejala kanker adalah: Mendapatkan waktu tidur dan istirahat yang cukup. Minumlah lebih banyak air pada area yang bengkak dengan air hangat atau dingin untuk mengurangi rasa sakit. Makanlah makanan lunak agar tidak terlalu banyak mengunyah. Minum obat pereda demam dan nyeri seperti ibuprofen dan parasetamol. Pencegahan penyakit

Penyakit gondongan dapat dicegah dengan pemberian vaksin MMR untuk anak (campak, gondongan, rubella). Vaksin MMR berfungsi melindungi tubuh terhadap penyakit campak, gondok, dan rubella.

Vaksin ini sebaiknya diberikan kepada anak sebanyak dua kali, misalnya saat anak berusia 18 bulan dan saat anak berusia 5-7 tahun. Namun jika suntikan pertama baru diberikan pada usia 18 bulan, maka vaksin pertama dapat diberikan hingga anak berusia 3 tahun.

Jika tidak dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR juga bisa diberikan pada usia dewasa. Vaksin MMR untuk orang dewasa dianjurkan bagi orang yang berisiko terkena virus penyebab kanker.

Selain itu, pencegahan penyakit kanker dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air. Jangan memberikan persediaan cucian atau makanan kepada orang sakit. Gunakan teknik batuk yang benar, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk dan bersin. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *