IHSG Ditutup Menguat Usai BI Tahan Suku Bunga, Saham BBRI, TLKM & GOTO Melaju Hijau

Bisnis.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (16/10/2024) setelah Dewan Gubernur BI (RDG) mengumumkan suku bunga. Pasar BBRI, TLKM, GOTO dan ASII memimpin penguatan besar pada reli perdagangan hari ini.

IHSG menguat 0,29% atau 21,98 poin menjadi 7.648,94 berdasarkan data RTI pada pukul 16.01 WIB. Pada perdagangan IHSG bergerak dari 7.616,60 menjadi 7.658,39.

Sebanyak 320 saham menguat, 245 saham melemah, dan 231 saham mendatar. Kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp 12,796 triliun.

Anda dapat membeli atau menjual saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di pasar bursa. (BBRI) menguat 0,61% atau 30 poin ke Rp 4.950. Konsolidasi ini diikuti oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 2,04% atau 60 poin ke Rp 3.000 per saham.

Salah satu bagian dari PT Astra International Tbk. (ASII) menguat 0,61% atau 30 poin ke Rp 4.960. Juga PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) naik 3,03% atau 2 poin ke Rp 68 per saham.

Sedangkan saham-saham besar lainnya seperti BMRI turun 0,71% ke Rp7.000, saham BBCA turun 1,41% ke Rp10.475, dan saham ADRO turun 0,77% ke Rp3.850.

Ekonom NH Corindo Securitas Ezarido Ibnutama menjelaskan, Gubernur BI Perry Vargio mengumumkan target suku bunga akan dipertahankan pada 6% RDG ini, meski inflasi meningkat selama lima bulan berturut-turut.

Namun, lanjut Ezzarido, dengan munculnya tren inflasi, BI mungkin akan berusaha menjaga momentum nilai tukar dolar setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada bulan September.

“Karena rapat FOMC berikutnya baru akan dilaksanakan awal November atau bulan depan, maka Ketua BI lebih memilih mempertahankan nilai tukar rupee dibandingkan menggenjot konsumsi dalam negeri dengan memangkas suku bunga,” ujarnya.

Selain itu, Dewan Gubernur BI juga memutuskan untuk mempertahankan selisih minimal 100 bps antara BI rate dan Fed rate. Hal ini untuk menstabilkan fluktuasi mata uang dan mencegah aliran modal dalam jumlah besar dari negara lain, seperti Tiongkok, yang telah mengusulkan insentif ekonomi yang signifikan untuk obligasi negara di pasar sekunder mereka.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *