Bisnis.com, Jakarta – Kementerian Perumahan Rakyat meningkatkan okupansi apartemen dengan memberikan potongan harga atau rabat dan menyasar masyarakat berpenghasilan rendah. Rusun Pasar Rampit adalah salah satu contohnya. 

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Marwarar Sirat (Ara) mengatakan, dalam 2 tahun terakhir, Rumah Susun (Rasan) Pasar Rampit belum bisa terdistribusi dengan baik.

Ara mengatakan, Rusun Pasar Rampit akan disewa dengan harga murah, berkisar Rp1,25 juta hingga Rp3,5 juta per bulan.

Kedepannya, Rusun Pasar Rampit akan diprioritaskan bagi pekerja migran, TNI/Polri, ASN, guru atau konselor, dan generasi milenial yang bekerja di Jakarta.

Oleh karena itu, jumlah penduduk berusia seribu tahun di dekat kawasan Thamrin, Sudirman, Setia Budi juga sudah diberikan. Kita beri contoh, katanya di Rusun Pasar Rampit, Minggu (27/10/2021). 2024).

Sementara itu, Ara meminta Perumda Pasar Jaya mengkaji ulang harga sewa yang awalnya mulai Rp 3,5 juta.  

Usai kesepakatan, Kementerian Perumahan Rakyat dan Promada Pasar Jaya menyepakati harga pasar Rusun Pasar Rampit mulai Rp 1,25 juta. Namun hal ini tidak akan sama dengan rencana pemerintah untuk menerapkan subsidi penyeberangan pejalan kaki.

Oleh karena itu, saya juga minta lihat, misalnya gajinya lebih dari 8 juta atau 10 juta, pajaknya tidak boleh sama, tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Agus Himavan, Direktur Utama Promada Pasar Jaya mengamini. Ia mengaku pada dasarnya akan mengikuti instruksi yang diberikan pemerintah pusat.

Namun, jika perusahaan ingin mendapat untung, maka perlu memungut biaya sewa pasar umum sebesar Rp 3,5 juta per bulan. 

Ingat, Pasar Rampit mengirimkan hingga Rp 18 miliar per bulan untuk mengelola biaya operasional yang dibebankan Promada Pasar Jaya.

“Sebelum kita diskusi dengan SKPD [satgas daerah], prinsipnya kita siap operasional, dan prinsip kita tidak mau kalah,” ujarnya.  Korban kebakaran

Tak hanya itu, Ara juga meminta Perusahaan Umum Daerah (Promada) Pasar Jaya membebaskan biaya sewa pasar rumput bagi warga terdampak kebakaran Mangarai.

“Apakah rumah orang lain terbakar saat disewa?” Berapa banyak, 418, kan? PD Pasar Jaya bisa kan? Hal itu diungkapkannya saat ditemui Pasar di Rusun Rampit, Minggu (27/10/2024).

Selain itu, Ara Promada juga meminta kepada Dirut Pasar Jaya untuk memperpanjang masa bebas sewa komunitas pasar rumput tersebut satu tahun lagi.

Menanggapi hal tersebut, Agus Himavan, Direktur Utama Promada Pasar Jaya mengamini. Ia pun sepakat memberikan waktu luang bagi warga terdampak kebakaran Manghari selama satu tahun penuh untuk pasar rumput.

“Siap [memperpanjang masa bebas] tapi izinnya terbatas [hanya satu tahun],” tegasnya.

Sekadar informasi, hingga saat ini masyarakat terdampak kebakaran Mangarani diperbolehkan menyewa rumah di Pasar Rumput. Itu sebabnya, masih didanai anggaran CSR Promada Pasar Jaya.

Rencananya, Perumda Pasar Jaya akan mengenakan biaya sekitar Rp750.000 per keluarga hingga 15 November 2024 untuk biaya sewa Rusun Pasar Rumput yang terdampak kebakaran. Namun proyek ini dibatalkan setelah mendapat instruksi langsung dari Marwarar Seerat. Harapan pengembang

Selain itu, Asosiasi Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) meminta Kementerian Perumahan dan Permukiman (PKP) meningkatkan pasokan untuk mengurangi backlog yang masih mencapai 12,7 juta unit. 

Ketua Umum DPP REI Joko Sorento mengatakan, dalam dua tahun kepemimpinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), angka keterbelakangan hanya bisa ditekan 10%. Hal ini terjadi karena belum adanya kementerian yang khusus menangani masalah perumahan.

Oleh karena itu, kehadiran Kementerian Perumahan dan Kependudukan diharapkan dapat memperbaiki kekurangan dari cara-cara sebelumnya.

“Kita harus mewaspadai adanya backlog (kekurangan pasokan perumahan) sebanyak 12,7 juta unit yang mengalami penurunan lebih dari 10% dalam satu dekade.” Oleh karena itu, cara penyelenggaraan pemerintahan jelas harus diubah, jelas Joko dalam keterangannya, Minggu (27/10/2024).

Mengingat hal tersebut, Ray mengatakan pemerintah saat ini perlu mengembangkan terlebih dahulu penyediaan perumahan dan kebutuhan ekosistem agar dapat berjalan lebih cepat, efisien, dan efektif.

Lebih lanjut, ekosistem perizinan yang saat ini masih tersebar di banyak kementerian/lembaga juga diharapkan dapat disederhanakan, disederhanakan, dan diselaraskan sekaligus. 

“Perlu ada keseimbangan dalam membaca data dan fakta. Karena sampai saat ini butuh waktu lebih dari enam bulan untuk menyiapkan izin perantara saja, jadi kalau paralel semua izin bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun secepatnya.” Kita sering meremehkan persoalan mendasar terkait perizinan, padahal itu harusnya diselesaikan terlebih dahulu,” kata Joko.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *