Bisnis.com, Jakarta – Kecepatan internet 100 Mbps dan 5G disebut bisa beroperasi bersamaan asalkan mendapat dukungan regulasi yang tepat. Jika berhasil, impian Indonesia untuk naik peringkat kecepatan broadband global kemungkinan besar akan tercapai.
Kepala Komunikasi Eksternal PT XL Axiata Tbk. Henry Wijayanto mengatakan perusahaan mendukung seluruh rencana pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan Internet di Tanah Air, termasuk meningkatkan kecepatan Internet hingga 100 Mbps atau membangun infrastruktur 5G.
Cita-cita besar tersebut, kata Henry, dapat diwujudkan melalui koordinasi antara pemerintah dan swasta serta dengan regulasi yang sesuai dengan tujuan.
“Sehingga proses 5G bisa diaktifkan dan kemudian menghasilkan kecepatan 100 Mbps dengan mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia,” kata Henry kepada Bisnis, Senin (28/10/2024).
Sekadar informasi, penggelaran 5G XL Axiata masih sangat terbatas. Beberapa kendala yang dihadapi perusahaan mulai dari terbatasnya spektrum hingga penetrasi smartphone yang diperkirakan masih kurang dari 10%.
Tanpa masyarakat yang menggunakan ponsel pintar 5G, infrastruktur generasi kelima tidak akan memberikan dampak positif.
Menteri Komunikasi dan Digital (Memkomdigi) Meutya Hafid diketahui pernah mengatakan kesetaraan internet akan menjadi salah satu prioritas yang akan digarap lembaganya dalam 100 hari pertama masa kerjanya.
Pemerintah juga fokus untuk menyediakan internet yang setara di seluruh pelosok negeri. Mengenai pemerataan Internet, Henry telah membawanya ke seluruh pelosok negeri.
Untuk menyediakan layanan Internet hingga ke pelosok, operator juga bekerjasama dengan pemerintah/BAKTI Kominfo melalui layanan USO (Universal Service Obligation), kata Henry.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid menjelaskan hal itu usai mendapat Keputusan Presiden (Keppres) tentang perubahan nama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menjadi Menkomdigi. Oleh karena itu, lembaga tersebut juga akan fokus memantau urusan digital di Tanah Air.
“Jadi kemarin, berdasarkan beberapa temuan yang kita peroleh kemarin sebagai Komisi 1, ya, ekspektasi masyarakat lebih tinggi tentang bagaimana menjaga data, bagaimana melindungi PDNS kita, TDN kita, lalu juga generasi muda kita. Bagaimana agar tidak terjadi kerusakan. Yang ada di Internet,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (21/10/2024).
Selain itu, Mattia melanjutkan, isu internet yang setara dan terjangkau menjadi salah satu hal yang juga menjadi fokusnya. Jika pada pemerintahan berikutnya, kata Matia, Indonesia sudah mencapai cakupan internet kurang lebih 98%.
Namun, ia mengatakan jika tetap melanjutkan perhitungan penyebaran 2G. Dikatakannya, banyak wilayah yang sudah terjangkau namun internet masih sangat lambat.
“Oleh karena itu, kita akan dorong internet yang semakin cepat. Mungkin dalam 100 hari saya kira itu cukup pekerjaan rumah, tiga di antaranya cukup untuk 100 hari,” pungkas Mattia.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel