Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) mendesak pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subanto untuk mendorong lebih banyak penggunaan program produksi nasional (P3DN).
Irwin Hermanto, Presiden ISP, mengatakan optimalisasi produksi alat kesehatan dalam negeri di era pemerintahan baru bisa menjadi bukti favoritisme industri alat kesehatan dalam negeri.
“Belanja kesehatan negara antara tahun 2016 hingga 2024 relatif stabil di angka 3% PDB, jauh lebih rendah dibandingkan rekomendasi WHO sebesar 9-10% PDB [Produk Domestik Bruto],” kata Erwin kepada Bisnis, Senin (21/10/2024). .
Sementara itu, dia tidak menutup kemungkinan penyerapan produk alat kesehatan produksi dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) akan meningkat dari 12% pada tahun 2019 menjadi 48% pada tahun 2024.
Hal ini sesuai dengan terbitnya Instruksi Presiden (Inpress) no. 2/2022 yang akan terus menumbuhkan industri alat kesehatan rumah tangga dari 200 industri pada tahun 2019 menjadi lebih dari 600 industri pada tahun 2024.
“Pertumbuhan ini diyakini akan berkontribusi terhadap PDB melalui peningkatan investasi pada industri alat kesehatan,” ujarnya.
Selain itu, Indonesia saat ini sedang berupaya membangun kapasitas industri alat kesehatan nasional sebagai salah satu cara untuk mencapai ketahanan kesehatan nasional.
Di sisi lain, kata Erwin, salah satu capaian industri alat kesehatan dalam satu dekade terakhir adalah bertambahnya jenis alat kesehatan yang diproduksi dalam negeri, termasuk alat kesehatan berteknologi menengah dan tinggi.
“Produk alat kesehatan rumahan juga semakin banyak digunakan, dimana transaksi pembelian katalog pada tahun 2023 akan tumbuh hingga 3 kali lipat dibandingkan kondisi yang sama pada tahun 2019-2021,” ujarnya.
Meski demikian, tugas tetap menjadi tanggung jawab pemerintah selanjutnya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan menyediakan bahan baku lokal yang berkualitas.
Menurut Irwin, peningkatan kapasitas tenaga kerja industri dan ketersediaan bahan baku lokal yang berkualitas tampaknya memberikan dampak tambahan terhadap perkembangan industri.
“Kami juga berharap pemerintah dapat memberikan lebih banyak insentif kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan penelitian dan pengembangan di dalam negeri serta memfasilitasi pertumbuhan industri bahan baku dalam negeri,” tutupnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel