Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupee ditutup melemah pada level Rp 15.626 per dolar AS pada Rabu (23 Oktober 2024). Rupee melemah seiring penguatan dolar.
Mengutip data Bloomberg, rupee melemah 0,38% atau 59,5 poin menjadi Rp 15.626 per dolar pada Rabu (23 Oktober 2024). Pelemahan rupee terjadi karena indeks dolar menguat 0,26% menjadi 104,35.
Beberapa mata uang regional Asia sore ini ditutup berbeda. Yen Jepang ditutup melemah 0,93%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dolar Singapura melemah 0,25%, dan dolar Taiwan melemah 0,09%.
Sore ini, won Korea melemah 0,24%, peso Filipina ditutup melemah 0,15%, yuan China melemah 0,05%, ringgit Malaysia melemah 0,49%, dan baht Thailand melemah 0,57%.
Ibrahim Assuaibi, direktur laba Forexindo Berjangka, mengatakan sentimen tersebut berasal dari kenaikan imbal hasil AS, arus masuk safe-haven di tengah ketegangan geopolitik dan relatif ketahanan ekonomi AS. Namun, faktor-faktor ini diperkirakan akan segera berakhir sehingga menghambat momentum dolar.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi AS baru-baru ini telah menyebabkan meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, turun dari 50 basis poin yang diamati pada bulan September lalu. Pedagang juga melihat kenaikan tarif terminal.
Para pedagang bersiap menghadapi pemilihan presiden yang menegangkan. Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump tampaknya mengungguli calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris, menurut beberapa jajak pendapat baru-baru ini dan pasar prediksi online.
Namun, para analis percaya bahwa dengan sisa waktu sekitar dua minggu hingga pemungutan suara, hasil pemilu masih terlalu sulit untuk diprediksi.
Secara nasional, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sebesar 5,1% pada tahun 2029. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih sebesar 5,0% pada tahun 2024 atau stagnan dibandingkan tahun lalu.
Perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Misalnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mencapai 5,1% pada tahun 2025.
Faktanya, Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap sebesar 5,1% pada tahun 2029. Seperti kita ketahui bersama, tahun 2029 akan menjadi akhir masa jabatan Presiden Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka.
Ibrahim mengatakan perkiraan IMF tampaknya mengindikasikan ambisi Prabowo mungkin masih sulit dicapai.
Sementara itu, indikator lain yang diprediksi oleh Dana Moneter Internasional adalah tingkat inflasi Indonesia akan stabil di angka 2,3% pada tahun 2024. Setelah itu, saldo transaksi berjalan diperkirakan sebesar -1,0% pada tahun 2024 dan tingkat pengangguran diperkirakan sebesar 5,2% pada tahun 2024.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupee akan diperdagangkan secara fluktuatif dan berakhir melemah pada kisaran 15.610 hingga 15.720 rupee terhadap dolar AS.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel