Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis memperkirakan kinerja saham dan fundamental emiten Prajogo Pangestu berpeluang menguat dalam jangka panjang.
Seluruh saham seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) hingga Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) diperkirakan akan . Pertumbuhan yang kuat di tengah ekspektasi penurunan suku bunga dan pinjaman untuk proyek energi baru terbarukan (EBT)
“Saham emiten terkait Prajogo Pangestu tergolong valuasi mahal dibandingkan rekan industri. Sebaliknya jika melihat karakteristik historis dari tahun ke tahun. Valuasinya akan selalu naik, kata Dimas Krisna Ramadhani, Analis Ekuitas Indo Premier Sekuritas (IPOT), saat dihubungi, Rabu (23/10/2024).
Dari segi teknis, Dimas menilai CUAN & BREN punya potensi lebih dibandingkan penerbit Barito lainnya. Ia menambahkan, PTRO juga memiliki potensi yang sama.
Namun melihat kinerja PTRO selama dua bulan terakhir sebesar 90% dan 201% year-on-year, kemungkinan besar akan menghasilkan keuntungan, ujarnya.
PT Kiwoom Sekuritas Indonesia juga menilai positif ekspektasi investor terhadap jumlah potensi saham Grup Prajogo Pangestu.
Literasi dan Edukasi Pelanggan PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Vinko Satrio Pekerti berpandangan, BRPT melalui anak usahanya TPIA akan mendapat tambahan pendapatan seiring dengan potensi peningkatan permintaan minyak bumi. di tengah tren suku bunga rendah
Selain itu, TPIA juga akan mengakuisisi 80% saham Shell yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan TPIA enam kali lipat, kata Vinko.
Sedangkan untuk BREN, Vinko mengatakan harga saham emiten tersebut akan tetap di harga premium. Namun, BREN tetap menarik di tengah transisi energi saat ini.
Berdasarkan rasio valuasi Price to Earnings Ratio (PER) dan Price to Book Ratio (PBV) saat ini cukup tinggi yaitu 535,10 kali PER tahunan dan 127,93 kali PBV saat ini, dibandingkan PER tahunan 125,06 kali dan 27,80 kali. kali PBV saat ini, rata-rata industri.
“Namun kami menilai fenomena tersebut merupakan hal yang wajar. Mengingat sifat usahanya yang lebih ramah lingkungan dan potensi pertumbuhan yang besar di masa depan,” ujarnya.
PT Kiwoom Sekuritas Indonesia menjadikan BREN sebagai fokus utama peluang investasinya.
Menurut Kiwoom, BREN berada di wilayah overbought. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya kerentanan yang terbatas. Untuk menguji zona support di Rp 7.100 hingga Rp 7.350 yang bisa dijadikan buy di zona kelemahan dengan target harga Rp 8.075 hingga 8.200.
Seperti diketahui, Blackrock menambah kepemilikannya di BREN pada awal Oktober 2024 setelah menjual sebagian kepemilikannya pada Juli 2024 hingga September 2024.
Berdasarkan Terminal Bloomberg, tercatat Blackrock menambah 29,33 juta saham BREN. Blackrock membeli saham BREN pada 10 Oktober 2024.
Blackrock tercatat sebanyak 71,12 juta saham pada 10 Oktober 2024, kemudian turun menjadi 70,78 juta saham keesokan harinya.
Manajer investasi yang dipimpin Larry Fink Group menambah saham BREN menjadi 100,46 juta pada 18 Oktober 2024.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mempromosikan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun. dihasilkan dari keputusan investasi pembaca
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.