Insurtech Diyakini Masih Jadi Primadona Modal Ventura Kucurkan Dana

Bisnis.com, JAKARTA – Igloo, perusahaan teknologi asuransi (insurtech) asal Indonesia, membicarakan peluang menggalang dana dari modal ventura di tengah musim dingin. Igloo adalah perusahaan insurtech yang berbasis di Singapura.

Sebagai perbandingan, pendanaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar 9,03% year-on-year (YoY) pada Agustus 2024 dengan nilai pendanaan Rp 16,19 triliun. Tren ini berlanjut sebesar 10,67% year-on-year menjadi Rp 16,18 miliar pada Juli 2024.

Delta Andreansya, Head of B2C Igloo Indonesia, menjelaskan induk perusahaan Igloo 2023 telah menerima pembiayaan pra-Seri C dari Euraseo Global Investment Company dan NNNN P Paribas Cardiff Insurance Company, serta OSV+ dari Openspace dan investor La Maison.

“Kalau dilihat, bensinnya ada batas waktunya sampai mendapat [funding] berikutnya,” kata Delta di Greyhound Cafe, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Hal ini, katanya, mengharuskan perusahaan asuransi untuk berinvestasi dalam modal ventura. Seperti diketahui, data Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo) menunjukkan dengan rekor transaksi pada kuartal I 2024, sektor insurtech menjadi salah satu favorit modal ventura.

Delta memperkirakan bahwa fenomena musim dingin teknologi secara umum sebenarnya akan mempengaruhi pendanaan modal ventura, mengubah cara mereka “membakar uang” untuk mendanai perusahaan startup. 

Di tengah fenomena tersebut, menurutnya, para pemodal ventura lebih berhati-hati dalam berinvestasi hanya pada perusahaan start-up yang sudah terbukti kesehatannya dan prospeknya bagus.

“Kami membangun Igloo sendiri karena kami mengadopsi bisnis yang sehat sejak awal, sehingga kami tidak terpengaruh. Jadi kita tidak menghambur-hamburkan uang untuk bisnis yang sehat, valuasinya gila-gilaan,” kata Delta.

Hal tersebut dibuktikannya dengan berkembangnya Igloo Indonesia selama lima tahun terakhir yang memang penting, namun di sisi lain perusahaan mampu mengelola operasionalnya secara efisien hanya dengan 70 karyawan. “Sehingga produktivitas kami sangat tinggi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Delta optimistis insurtech akan menjadi segmen yang mampu berbicara banyak dalam ekosistem industri asuransi di Indonesia. Sebab pada semester I/2024, sektor digital mampu menyumbang 0,8% dari total premi asuransi sebesar Rp 57,91 triliun.

Sehingga pada gilirannya, kata dia, insurtech juga dapat membantu meningkatkan cakupan asuransi di Indonesia.

“Saya pikir kita mempunyai peluang yang sangat bagus karena asuransi masih sangat kecil dan kita melihat pasarnya bermigrasi [ke digital], dan itu bagus sekali,” tutupnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *