Bisnis.com, MAKASSAR – Berbeda dengan pebisnis kebanyakan, Masjeng menegaskan dirinya tidak terlalu berambisi meraih prestasi mentereng dari kinerja bisnisnya. Selama ini dia hanya berusaha mengikuti arus dimana orang-orang disekitarnya mendorongnya.
Prioritasnya lebih bersifat sosial, dimana pemberdayaan masyarakat lokal menjadi visi utama yang selalu dijalankan.
“Kalau dibilang saya berharap usaha saya bisa berkembang atau ekspor, tidak apa-apa, tapi itu bukan prioritas. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin,” kata Masjeng, pemilik kerajinan Rama, kepada Bisnis, Kamis (10/10/2021). 2024).
Rama Craft sendiri merupakan UMKM yang didirikan Masjeng pada tahun 2014 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Beliau bergerak di bidang kerajinan tangan yang bahan bakunya adalah eceng gondok.
Tumbuhan liar yang sering menutupi permukaan sungai di Makassar ini diolah menjadi berbagai produk seperti tas, tempat tisu, kursi spons, bantalan kursi, wadah air minum, meja, bossari atau tempat kue dan lain sebagainya.
Semangat pemberdayaan masyarakat Masjeng tercermin dalam cara perekrutan karyawan. Saat ini, empat dari lima karyawan adalah perempuan lanjut usia. Sementara itu, ada seorang lagi yang bertugas membuat desain tenun.
Mereka lebih mengutamakan lansia karena dianggap rentan dalam dunia kerja. Sulit bagi mereka untuk bekerja, meski ilmunya masih cukup. Faktanya, di Makassar, banyak dari kelompok tersebut yang masih membutuhkan penghasilan untuk menghidupi keluarga mereka.
Selain pegawainya, Masjeng juga memberdayakan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Mereka dilatih menjadi pengumpul eceng gondok untuk mendapatkan uang tambahan. Cara ini efektif mendukung perekonomian warga sekitar sungai dan meningkatkan efisiensi usahanya.
“Mereka kami jadikan pengepul selada air, kami latih cara menjemur tanamannya agar bisa dijual. Kami beli selada air untuk dibuat kerajinan tangan. Kami tidak membebani diri sendiri, mereka bisa menghasilkan uang juga,” ujarnya. katanya. menjelaskan.
Meski tidak terlalu berambisi mengejar keuntungan, Rama Craft nyatanya banyak mendapat perhatian konsumen. Trafiknya semakin meningkat dari tahun ke tahun, apalagi setelah mendapat dukungan PLN dalam program Gerakan Srikandi 2024.
Berbagai peralatan seperti mesin jahit menambah penghasilannya hingga dua kali lipat. Sebelumnya hanya mampu memproduksi 20 buah produk tangan dengan omzet Rp 4 juta per bulan, namun kini sudah mencapai kapasitas produksi hingga 50 buah dengan rata-rata omzet Rp 8 juta per bulan.
Alhamdulillah PLN melirik kami dan bersedia membantu kami dalam hal dukungan peralatan dan berbagai pelatihan. Hasilnya, pendapatan kami rata-rata bisa meningkat beberapa kali lipat, katanya.
Strategi pemasaran yang diterapkan sebenarnya sangat sederhana, Anda cukup berjualan di galerinya dan menggunakan berbagai platform media sosial untuk memperluas jangkauan Anda. Namun pendapatan kerajinan Rama selalu bisa meningkat karena seringnya pameran.
Masjeng mengatakan hingga saat ini kliennya belum pernah resmi mengekspor, namun berkat keaktifan Rama Craft di beberapa pameran, banyak orang dari berbagai belahan dunia yang membeli produknya.
“Ada masyarakat Jepang yang membeli hingga 40 pasang sandal tenun, ada pula yang dari Timur Tengah, dan ada juga yang membelinya di Swiss saat produk kami dipamerkan di sana,” tandasnya.
Satu-satunya tantangan yang kami hadapi saat ini adalah masalah waktu pengembangan produk. Karena harus ditenun satu per satu, beberapa produk berukuran cukup besar bisa memakan waktu dua hingga tiga hari.
Harga yang ditawarkan sangat bervariasi, mulai dari Rp 25.000 untuk barang seperti pulpen dan beberapa pot bunga hingga Rp 800.000 untuk kursi dan meja.
Sementara itu, General Manager Unit Distribusi Utama PT PLN (Persero) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Budiono mengatakan, membantu UKM perempuan merupakan wujud komitmen PLN dalam memajukan dan memberdayakan perempuan di daerah tersebut.
Selain itu, kerajinan UMKM Rama membuat kerajinan anyaman dari bahan baku eceng gondok tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian, namun juga ramah lingkungan.
“Kami melihat kegiatan yang dilakukan kerajinan Rama sangat luar biasa. Tidak hanya memberdayakan ibu-ibu dan kelompok perempuan rentan, namun bahan baku yang digunakan yaitu air sangat ramah lingkungan,” kata Budiono.
Oleh karena itu, ia optimis dengan bantuan mesin jahit jenis cangklong ini kapasitas produksi dan variasi produk kerajinan Rama akan semakin meningkat.
“Kami berharap dengan bantuan yang kami berikan, termasuk mesin jahit jenis cangklong ini, kapasitas produksi semakin meningkat, dan ragam produk yang dihasilkan kerajinan Rama semakin beragam,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel