Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berjanji akan menambah jumlah pembayaran instrumen likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada tahun depan. Hal ini antara lain disebabkan oleh kualitas kredit secara keseluruhan yang secara umum positif.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) mengatakan portofolio pinjaman FLPP (NPL) Pemkot sangat rendah yakni 1 persen. Untuk itu, ia sesumbar akan menambah jumlah FLPP ke depannya.

“Ada kebutuhan untuk FLPP ini dan NPL-nya 1 poin beberapa persen. Oleh karena itu, anggaran FLPP harus ditingkatkan,” ujarnya dalam rapat, Senin (28 Oktober 2024) di Kantor Kementerian Umum. Bekerja.

Selain itu, ia juga sepakat akan berkolaborasi dengan koalisi Serikat Bank Negara (Himbara) untuk menyediakan perumahan terjangkau. 

Jika semuanya berjalan baik, Ara berharap pemerintah lebih efektif dalam menyediakan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.

Makanya produksi perumahan murah karena menggunakan produsen langsung dan juga lahannya murah, tegasnya.

Hal serupa juga diungkapkan Asosiasi Pengembang Real Estate dan Real Estate Indonesia (Apersi) dalam acara lain.

Sekretaris Jenderal Apersi (Sekjen) Daniel Djumali menyatakan, kuota FLPP minimal pada tahun 2025 diperkirakan sebesar 300.000. Hal ini diperlukan agar reservasi tersedia pada akhir tahun.

“Sekarang November sudah lewat, tahun depan harus kita tarik lagi atau [bekerja] dengan perbankan untuk membuat program pembiayaan khusus. [Untuk batas FLPP tahun depan] minimal harus 300.000 unit,” tegasnya.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *