Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah di level Rp. 15.724 pada perdagangan hari ini, Senin (28 Oktober 2024). Rupee terdepresiasi bersama sebagian besar mata uang Asia lainnya.

Rupiah ditutup menguat 0,50% pada Rp 15.724 per dolar AS mengutip data Bloomberg pada pukul 15.00 WIB. Indeks dolar AS menguat 0,07% menjadi 104,32.

Sementara itu, sebagian besar mata uang lain di kawasan Asia ditutup melemah. Yen Jepang turun 0,68%, dolar Singapura turun 0,12%, dolar Taiwan turun 0,01%, won Korea Selatan turun 0,58%, dan peso Filipina turun 0,14%.

Kemudian rupee India melemah, yuan China melemah 0,08%, ringgit Malaysia melemah 0,44%, dan baht Thailand melemah 0,36%.

Direktur Profit Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan, para trader saat ini cenderung menimbun dolar AS untuk mengantisipasi pemilihan presiden 2024 yang tinggal seminggu lagi di Amerika Serikat.

Penguatan dolar AS juga didukung oleh ekspektasi meningkatnya ketidakpastian politik di Jepang setelah koalisi Partai Demokrat Liberal yang berkuasa kehilangan mayoritas parlemen dalam pemilu akhir pekan.

Di sisi lain, kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah mereda setelah Israel gagal menyerang fasilitas minyak dan nuklir Iran pada akhir pekan lalu.

Ibrahim menambahkan, pekan ini pasar akan fokus pada serangkaian data ekonomi utama yang akan memberikan panduan lebih lanjut. Data tersebut mencakup data produk domestik bruto AS dan Zona Euro yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.

Data indeks harga CTP, ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, juga akan dirilis akhir pekan ini.

Dari dalam negeri muncul pandangan pemerintah bahwa mereka harus membayar utang-utang yang telah jatuh tempo, termasuk utang pembagian beban dengan Bank Indonesia selama Covid-19.

Berdasarkan catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ada surat berharga negara (SBN) yang dibeli Bank Indonesia (BI) dengan imbal hasil bersama (SKBI) II senilai Rp 100 triliun pada 2025.

Jika dilihat dari Laporan Temuan Pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2021, SBN berupa seri SUN dengan variabel rate (VR) yang dijual khusus kepada perusahaan BI di pasar induk dalam rangka SKB II. dan SKB III dengan total nilai Rp612,56 triliun.

Jatuh tempo utang tersebut dimulai pada tahun 2025 yang bernilai Rp 100 triliun dan akan terus berlanjut dengan angka yang berbeda-beda hingga tahun 2029 atau berakhirnya Kabinet Merah Putih.

Secara keseluruhan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat profil jatuh tempo utang pemerintah pada tahun 2025 mencapai Rp 800,33 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari jatuh tempo SBN sebesar Rp705,5 triliun dan jatuh tempo pinjaman sebesar Rp94,83 triliun.

Pada perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan diperdagangkan bergejolak namun ditutup melemah pada kisaran Rp 15.710-15.810.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *