Apa Itu Proyek Mercusuar yang Disinggung Prabowo? Ini Penjelasannya

Bisnis.com, Jakarta – Dalam rapat pertama Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo Subanto menegaskan tidak boleh ada program dan mercusuar yang dibangun pada masa pemerintahannya.

Sekadar informasi, Presiden Pravowo telah menginstruksikan seluruh jajaran kabinetnya, khususnya Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENUS), Rahmat Pambudi.

“Saya Menteri Bappenas punya beberapa arahan untuk memastikan program dan kegiatan di seluruh kementerian/lembaga itu signifikan, kontribusinya terukur dan terkoordinasi. Jajaki semua proyek, jangan sampai ada proyek yang jadi diva,” ujarnya. Prabovo dikutip Kamis (24/10/2024) oleh para menteri Kabinet Merah Putih serta pimpinan lembaga dan lembaga. 

Jadi apa yang dimaksud dengan Proyek Beacon?

Merujuk pada Ensiklopedia Sejarah Indonesia (Kemdikbud) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, istilah Proyek Mercusuar pertama kali muncul pada masa Presiden Soekarno. Saat itu, Soekarno menerapkan kebijakan politik Mercusuar.

Melalui kebijakan tersebut, beliau melakukan pembangunan secara ekstensif, khususnya di Jakarta, untuk menjadikan NKRI sebagai negara teladan bagi kelompok negara baru merdeka, non-imperialis, dan sosialis, yakni New Emerging Powers (NEFO).

Pasca penerapan kebijakan tersebut, beberapa gedung megah yang beraroma simbolis seperti Monumen Nasional (Monas), Kompleks Olahraga Asia Senayan, Sarina, Masjid Istiklal, dan Patung Penghormatan di Jalan Lingkar HI adalah contohnya.

Singkatnya, Beacon Policy diterapkan untuk memenuhi ambisi Presiden Sukarno yang salah satunya ingin menjadi pemimpin NEFO.

Saat itu, proyek-proyek besar dibangun untuk menunjukkan daya saing RI dan memperkenalkan RI ke dunia internasional. Salah satunya terbukti ketika Indonesia sukses menjadi tuan rumah Asian Games 1962. 

Ada dua poin pendorong kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se-Asia itu. Pertama, meningkatkan harkat dan martabat bangsa, dan kedua, mengharumkan nama negara dengan meningkatkan prestasi olahraga para atlet nasional.

Apalagi pelaksanaan Asian Games 1962 bertepatan dengan konsep pembangunan politik Sukarno. Hingga saat ini, bukti proyek mercusuar masih terlihat jelas di Jakarta.

Beberapa di antaranya adalah Hotel Indonesia, Hotel Sultan, Kompleks Istana Olah Raga (Istora) Senayan, Gelora Bung Karno (GBK) serta stadion utama yang masih megah.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *