Bisnis.com, jakarta – PT Bank Panin Panin TBK. (PNBN) bukukan laba bersih Rp 2,30 triliun hingga kuartal III 2024.
Pada periode yang sama, aset konsolidasi Bank Panin tercatat sebesar Rp230,6 triliun, tumbuh 3,86% secara tahunan. Pada akhir September 2020, laba dan pertumbuhan laba yang dipinjamkan sebesar 149,02 triliun.
Sedangkan dibandingkan triwulan III tahun 2023, laba PNBN mengalami revisi sebesar 18,98%. Pada September tahun lalu, laba perseroan mencapai Rp 2,83 triliun.
Kenaikan suku bunga selama tahun 2024 menyebabkan net interest margin (NIM) turun menjadi 4,44%, kata Presiden PaninBank Hervidayatmo. Tingkat NIM ini mengalami penurunan dari 5,06% pada triwulan III tahun 2023.
Hal ini disebut akan memberikan tekanan pada kemampuan perbankan dalam mencatatkan keuntungan. Selanjutnya, hingga triwulan III tahun 2024, Bank Panin pada hari Jumat mencatatkan tunjangan penulisan kredit Kredit sebesar Rp.
Sementara itu, kajian pertumbuhan kredit kredit Panin di perbankan khususnya tumbuh sebesar 6,47% khususnya kp. Dengan pertumbuhan tersebut, segmen kredit ritel dan komersial kini mencapai 56,43% dari total kredit dan sisanya segmen korporasi.
Posisi likuiditas PNBN meningkat 5,41% dari 3,41% (DPK) menjadi 203,08 triliun, rasio pendanaan murah dan arus kas mencapai 42,99%.
Pada awal Oktober 2024, Rp BODIN Bank Panin II 2024 II 2024 II 2024 diusulkan diterbitkan sebesar Rp 3,91 triliun.
Pengembangan bisnis melibatkan peningkatan konektivitas berkelanjutan dalam beberapa cara, dan bukan perizinan konektivitas berkelanjutan.
Dari sisi permodalan terus meningkat hingga mencapai Rp52,2 triliun dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 34,08%. Rasio Pinjaman Simpanan (LDR) Rasio Likuiditas (LDR) Rasio Likuiditas mencapai puncaknya sebesar 91,78% pada September 2024.
Dari sisi kualitas kredit, perusahaan telah mencatatkan kredit bermasalah (NPL) dengan relatif cepat. NPL bruto menurun dari 3,70% menjadi 3,70% dari 3,70% menjadi 3,70% dari tahun 2023.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel