Penetrasi Indonesia Kalah dari Malaysia, Asuransi Cakrawala Proteksi: Tantangan Sekaligus Peluang

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) menyikapi penetrasi asuransi di Indonesia yang masih sangat rendah, bahkan trennya menurun. Kondisinya bahkan tertinggal dari beberapa negara tetangga, termasuk Malaysia.

Dalam konteksnya, penetrasi asuransi adalah tingkat premi asuransi dibandingkan dengan nilai PDB nasional.

Wakil Direktur ACPI Nico Prawiro mengatakan industri yakin permintaan masyarakat terhadap solusi perlindungan asuransi akan tetap ada. Faktanya, timnya melihat masukan kecil ini sebagai peluang untuk berkembang. 

“Ini adalah kesempatan kita untuk menjawab tantangan dan peluang tersebut agar kita bisa berinovasi dalam memasuki pasar,” kata Nico saat ditemui Bisnis, Kamis (10/10/2024).

Tentu tidak mudah, menurut Nico, untuk meningkatkan tingkat penetrasi asuransi di Tanah Air, diperlukan kerja sama seluruh bagian ekosistem dunia asuransi, terutama otoritas regulator untuk menciptakan kondisi bisnis yang kondusif dan baik.

Sementara dari sisi industri, Nico mengatakan perusahaan asuransi harus memberikan solusi dan layanan yang inklusif dan nyaman. Hal ini diperlukan untuk dapat menjangkau dan memberikan layanan pada berbagai lapisan masyarakat.

“Ya, pelaku asuransi perlu membangun transformasi digital dan solusi digital lainnya serta berbagai layanan. Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi keuangan dan penetrasi asuransi dengan berbagai cara, seperti memberikan edukasi pentingnya asuransi dengan berbagai cara yang mengedukasi saluran komunikasi,” tegasnya.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penetrasi asuransi di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2020 hingga 2023. Tren tersebut semakin menurun setiap tahunnya, yakni sebesar 3,11%, 3,05%, 2,71%, dan 2,59%.

Penetrasi asuransi di Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga. Misalnya Malaysia 4,8%, Australia 3,3%, Brazil 3,3%, Jepang 7,1%, Singapura 11,4%, Afrika Selatan 12,6%. 

Sementara dari data inklusi keuangan tahun 2022, literasi keuangan di sektor asuransi tercatat sebesar 31,72%, namun inklusi hanya sebesar 16,63%. Artinya, hanya separuh dari mereka yang memahami asuransi memilih menggunakan asuransi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *