Indeks Bisnis-27 Dibuka Melemah Ditekan Koreksi Saham BMRI, BBNI, SMGR

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka melemah seiring dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (30/10/2024). Di tengah penurunan indeks, harga saham ANTM dan AKRA terus mengalami kenaikan.  

Indeks hasil kolaborasi bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini dibuka turun 1,30% atau 7,63 poin menjadi 578,32, menurut Bursa Efek Indonesia (BEI). Tercatat hanya 2 saham yang menguat, 22 saham terkoreksi, dan 3 saham stagnan.

Dua saham yang terus menunjukkan penguatan adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) bakal naik 0,93% ke Rp 1.630 begitu pula saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menguat 0,74% ke Rp 1.360. 

Saham-saham yang turun dalam indeks Bisnis-27 antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang turun 2,56% ke Rp 6.650, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) disesuaikan 2,19% menjadi Rp4.020, serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 1,89% ke Rp 5.200 per saham. 

Di sisi lain, IHSG dibuka melemah 0,41% atau 31,52 poin ke 7.575,07 sesaat setelah pembukaan. Hari ini IHSG dibuka di 7606.60 dan sempat berpindah ke 7606.68.

Tercatat 160 saham menguat, 131 saham melemah, dan 212 saham stagnan. Sedangkan kapitalisasi pasar atau kapitalisasi pasar mencapai Rp 12.714,11 triliun. 

Direktur PT Indovesta Utama Mandiri Riwan Kurniawan mengatakan prospek indeks Bisnis-27 pada akhir tahun 2024 diyakini akan baik. dapat melanjutkan tren positifnya. 

Sebab, didasari oleh hasil keuangan yang positif dan prospek bisnis yang cerah, kata Rivan, Selasa (29/10/2024). 

Rivan melanjutkan, beberapa saham yang baru masuk dalam indeks Bisnis-27, seperti ADMR, CPIN, HEAL, ISAT, dan PTBA, diseleksi secara cermat dan penuh perhitungan. Menurut Rivan yang juga anggota komite indeks Bisnis-27, saham-saham tersebut memiliki kinerja dan prospek jangka panjang yang menarik.

Analis senior Mirae Asset Sekuritas Nathan Aji Gusta menjelaskan masing-masing saham baru yang masuk dalam indeks Bisnis-27, seperti PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Bukit Assam Tbk. (PTBA), PT Indosat Tbk. (ISAT), PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) memiliki katalis di sektornya yang akan mendorong perputaran saham-saham tersebut.

“Untuk HEAL misalnya, hal ini akan didorong oleh permintaan dari sektor kesehatan yang terus tumbuh dari tahun ke tahun, sekaligus menciptakan faktor stabilitas perekonomian,” kata Nathan, Selasa (29/10/2024). 

Kemudian untuk saham anak perusahaan Adaro Energy, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), Nathan yakin prospek masa depan ada pada batubara metalurgi. Nathan memperkirakan prospek batubara metalurgi di masa depan akan meningkat karena kuatnya permintaan ekspor baja tahan karat. 

Nathan mengatakan hal ini dapat meningkatkan kinerja harga jual rata-rata (ASP) batubara ADMR. Prospek ADMR ke depan juga diperkirakan akan membaik jika harga batu bara naik. 

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *