Bisnis.com, Labuan Bajo – Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang disebut-sebut merupakan cikal bakal BUMN Super Holdings diharapkan bisa mempercepat proses penawaran umum perdana dan IPO saham-saham pelat merah tersebut. Sebuah perusahaan itu
BPI Dhanantara kabarnya akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 November 2024. Informasi tersebut baru-baru ini disampaikan langsung kepada awak media di Istana Kepresidenan Jakarta oleh Dirjen BPI Danantara Muliaman Darmanshah Haddad.
Presiden Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan pihaknya yakin keputusan pemerintah membentuk BUMN Super Holdings akan berdampak positif baik bagi perseroan maupun pasar modal Indonesia.
Ia pun berharap keberadaan badan baru ini dapat mempercepat proses penawaran umum perdana (IPO) badan usaha milik negara. Seperti diketahui, hingga tahun ini BUMN belum tercatat di bursa.
“Kami ingin menyamakan benchmark dengan super holding. Tujuannya apa? Kecepatan dan pengawasannya lebih baik. Kalau ini terjadi, tujuannya bagus untuk BUMN, apalagi kalau kita pakai IPO,” ujarnya di Labuan. Bajo, Nusa Tenggara Timur Kamis (31/10/2024).
Iman mengatakan, emiten pelat merah yang berpotensi melakukan IPO antara lain PT Pertamina Hulu Energy dan sub-holding PT Perkebnan Nusantara III (Persero) atau Palmco.
Pengamat BUMN Helly Gunawan dari Datanesia Institute yang dihubungi terpisah mengatakan, pembentukan BPI Dhanantara merupakan angin segar karena berpotensi besar meningkatkan kinerja BUMN melalui prinsip korporasi yang berorientasi pada keuntungan.
“Manajemen mengacu pada filosofi perusahaan.” “Dengan begitu, pertimbangan bisnis akan diutamakan dan pertimbangan politik akan hilang,” ujarnya, Rabu (30 Oktober 2024) kepada Bisnis.
Oleh karena itu, BPI Dhanantara tidak boleh bersentuhan dengan urusan politik dan mempunyai kebebasan dalam menentukan kepengurusan BUMN yang secara mandiri mengelola aset-aset milik negara, ujarnya.
Pak Helly juga berharap pemerintah dapat menjadikan BPI Dhanantara sebagai super holding yang berfungsi sebagai investment holding company. Soal operasional bisnis, bisa menggunakan Holding BUMN yang sudah ada.
“BPI Dhanantara akan kita jadikan super holding yang mengelola BUMN-BUMN yang strategis dan berorientasi profit, untuk BUMN yang berorientasi sosial, akan kita jadikan BLU (Badan Layanan Umum).” Dikatakan.
Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Securitas, Nafan Aji Gusta, mengatakan superholding diperlukan agar semua BUMN bisa bersinergi sekaligus berfungsi efektif dan efisien, begitu menurut saya.
Dengan adanya lembaga baru ini, BUMN diharapkan mampu menunjukkan kesehatan dan mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG), sehingga meningkatkan keunggulan BUMN di berbagai bidang.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat kinerja fundamental BUMN secara berkelanjutan di masa depan, serta sebagai bentuk mitigasi dalam menghadapi berbagai ketidakpastian baik di tingkat global maupun domestik, kata Naphan.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel