Mengintip Kondisi Penyaluran Kredit UMKM Bank Jumbo selama 9 Bulan 2024

Bisnis.com, JAKARTA – Pada kelompok bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 serta bank kompak jumbo, pertumbuhan penyaluran kredit tercatat positif pada triwulan III 2024. Lantas, bagaimana kredit dialokasikan ke UMKM dan UMKM?

Momentum tersebut terjadi di tengah pulihnya aktivitas kredit usaha kecil dan menengah, menurut data Bank Indonesia. Per September 2024, BI melaporkan pertumbuhan kredit segmen rakyat kecil mencapai 5,00% secara tahunan atau year-on-year (year-on-year), lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahunan bulan sebelumnya sebesar 4,3%.

Pada periode yang sama PT Bank Central Asia Tbk. OR BCA (BBCA) dan anak perusahaan melaporkan pertumbuhan total kredit sebesar 14,5% year-on-year menjadi Rp 877,2 triliun.

Meskipun bukan merupakan penopang utama pembiayaan perusahaan, pinjaman kepada usaha kecil dan menengah dari bank swasta terbesar di negara itu tumbuh sebesar 14,2% tahun-ke-tahun menjadi 120,1 triliun rubel.

Penyaluran pembiayaan hingga September 2024 ditopang oleh kredit korporasi yang merupakan segmen dengan pertumbuhan tertinggi dengan pertumbuhan tahunan sebesar 15,9% mencapai Rp 395,9 triliun. “Kredit komersial tumbuh 11,8% year-on-year menjadi Rp135,3 triliun, sedangkan kredit UKM tumbuh 14,2% year-on-year menjadi Rp120,1 triliun,” ujar Presiden BCA Yahya Setiaatmaya dalam paparan kinerja BCA Q4 2024 secara virtual. Rabu (23/1). /2024).

Berdasarkan paparan perseroan, besaran kredit segmen UKM menyumbang hingga 13,9% dari komposisi keuangan BCA hingga bulan kesembilan tahun ini. Pinjaman korporasi menyumbang 45,1% dari portofolio, pinjaman komersial sebesar 16,2%, dan pinjaman konsumen sebesar 24,7%.

Menurut Yahya, pertumbuhan kredit yang solid dibarengi dengan terjaganya kualitas pembiayaan. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA per September 2024 stabil di angka 2,1%, sedangkan rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) membaik dari 7,9% menjadi 6,1%.

Pindah ke bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Atau BNI (BBNI) menyalurkan kredit Rp735,02 triliun, naik 9,5% dari Rp671,37 triliun.

Penyaluran ke segmen MMS BNI mencapai Rp77,3 triliun yang terdiri dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp36,6 triliun dan non-KUR sebesar Rp40,7 triliun.

Sementara pada periode yang sama tahun lalu, penyaluran kredit BBNI segmen kecil tercatat lebih tinggi yakni Rp 87,5 triliun. Kredit segmen kecil terdiri dari KUR senilai Rp46,7 triliun dan non KUR senilai Rp40,8 triliun.

Direktur Keuangan BNI Novita Vidya Angrain mengatakan, pihaknya mendorong percepatan penyaluran kredit di segmen risiko rendah. Hal ini tercermin dari rasio NPL yang berhasil diturunkan menjadi sekitar 2% pada September 2024.

“Kredit berisiko atau loan at risk [LaR] sudah membaik menjadi 11,8% sehingga cost of credit [CoC] bisa dipertahankan di angka 1%. “Biaya provisi juga turun 19,7% year-on-year menjadi 5,4 triliun rubel,” ujarnya dalam konferensi pers Q3 2024, Jumat (25/10/2024).

BNI akan berupaya meningkatkan kredit dengan fokus utama pada dua segmen terkuat yakni korporasi dan konsumer. Novita optimistis pada akhir tahun 2024 mampu meningkatkan kredit pada kisaran 10%-12%.

Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Atau BRI (BBRI) mencatatkan alokasi kredit sebesar Rp 1.353,36 triliun atau meningkat 8,21% year-on-year. Rp1.105,7 triliun dimana 81,7% diantaranya membiayai segmen UMKM.

Direktur BRI Sunarso mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat segmen ini sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan memberdayakan UMKM, BRI turut berperan dalam membangun perekonomian yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya dalam konferensi pers pemaparan kinerja triwulan III 2024, Rabu (30/10/2024).

Menurut Sunarso, meski penyaluran kredit terus tumbuh, pihaknya mampu mengelola kualitas aset dengan baik yang tercermin dari membaiknya rasio NPL. NPL BRI pada Q3/2024 tercatat sebesar 2,9%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,07%.

“Pinjaman berisiko [LAR] juga lebih baik sekarang. “Awalnya rasio pinjaman terhadap risiko kami 13,8%, dan pada kuartal III turun menjadi 11,66%,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *